Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Warga Desa Bunibakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), menggelar aksi protes dengan memblokir jalan rusak di wilayah setempat akibat proyek eksplorasi migas PT Pertamina, Selasa.

Pantauan ANTARA di lokasi pukul 14.00 WIB melaporkan, puluhan masyarakat yang tinggal di RT13, 14, 15 RW08, Dusun II, Desa Bunibakti turun ke jalan dan melarang angkutan migas PT Pertamina melintas di jalan Babelan sepanjang 700 meter, yang menjadi jalur perlintasan menuju sumur minyak di Kecamatan Muaragembong.

Warga memblokir kendaraan dengan cara menyimpan sejumlah kursi dan bambu di tengah jalan sambil memasang spanduk yang bertuliskan tuntutan kompensasi dari sejumlah proyek eksplorasi migas PT Pertamina.

"Selama enam tahun PT Pertamina beroprasi, kehidupan warga di sini bukan lebih baik tapi malah sebaliknya jadi tambah berantakan. Buktinya, jalan yang rusak akibat dilindas truk Pertamina belum pernah diperbaiki," kata Kepala Dusun II, Desa Bunibakti, Nursan.

Dikatakan Nursan, ruas jalan tersebut mengalami kerusakan sejak tiga tahun lalu dan hingga kini pemerintah setempat belum pernah melakukan upaya perbaikan jalan. "Awalnya, jalan yang rusak hanya ditambal menggunakan pasir dan batu kapur. Hampir setiap jam kendaraan tonase Pertamina melintas di jalan ini dengan membawa muatan minyak, gas, dan alat berat," katanya.

Dikatakan Nursan, idealnya kendaraan truk PT Pertamina mengambil rute jalan Tanjung Priok-Tarumajaya-Kedungpengawas-Kedungjaya untuk tiba di lokasi sumur tanpa harus melintas di Kecamatan Babelan.

"Saya mewakili warga memberikan batas waktu hingga hari Jumat (8/1) untuk Pertamina mengambil tindakan. Jika imbauan itu tidak dilaksanakan, maka warga akan menutup secara permanen akses jalan bagi truk milik PT Pertamina," katanya.

Secara terpisah, Anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Muhtadi Muntaha, mengatakan pihaknya menyayangkan sikap PT Pertamina yang terkesan tidak memiliki perhatian terhadap warga Babelan. "Saya akan bertindak bersama warga Babelan sampai titik darah penghabisan. Jangan sampai terjadi kasus Lapindo jilid II," katanya.

Menurut Muhtadi, aksi tersebut bukan yang pertamakali dilakukan akibat kurang tanggapnya pemerintah daerah mengambil tindakan. "Ini merupakan bukti dari kurang tanggapnya pemerintah Kabupaten Bekasi terhadap keluhan warga. Mereka kadang menunggu kejadian dulu baru bertindak. Idelanya pemerintah minimal dapat memediasi masyarakatnya dengan PT Pertamina," katanya.

Sementara aksi protes warga berjalan dengan tertib tanpa mengganggu arus transportasi kendaraan umum mau pun roda dua yang melintas di kawasan itu. Warga hanya menyetop sejumlah truk PT Pertamina dan memaksanya memutar agar mengambil jalur Kedungpengawas.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010