Menurut dia, di Banjarmasin, Ahad, hasil usap massal di Banjarmasin sudah keluar, di mana dari sebanyak 924 sampel, sekitar 4,33 persen atau sebanyak 40 orang dinyatakan positif COVID-19.
"Alhamdulillah cukup sedikit, tapi tetap kita edukasi masyarakat untuk taat kepada protokol kesehatan saat ke luar rumah," ujarnya.
Menurut Machli, bagi mereka yang terkonfirmasi positif hasil tes usap massal dari target sebanyak 10 ribu yang dicanangkan pemerintah provinsi tersebut, pihaknya meminta melakukan karantina secara mandiri di rumahnya.
Baca juga: 13 Kelurahan di Banjarmasin tidak lagi zona merah COVID-19
Baca juga: Wali Kota Banjarmasin sebut denda tak pakai masker belum diterapkan
"Tergantung keadaannya bergejala atau tidak bergejala, kalau tidak bergejala di rumahnya sendiri saja secara psikologi itu lebih bagus dan mempercepat penyembuhan yang penting PHBS," tuturnya.
Dia mengungkapkan, sesuai evaluasi selama 14 hari ini, kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Banjarmasin sudah cenderung menurun, namun ini tetap harus diwaspadai semua, karena berdasarkan hasil tes usap massal ini, cukup banyak terkonfirmasi positif.
Pihaknya, kata Machli Riyadi, tetap melakukan edukasi tanpa henti kepada masyarakat bersama-sama dengan seluruh insan pers yang juga sangat membantu menyebarkan informasi ke masyarakat.
"Ha ini tentu sangat berpengaruh terhadap penurunan angka terkonfirmasi dan akan dapat melewati pandemi COVID-19 ini bersama-sama," harapnya.
Menurut Machli Riyadi, terkait hasil tes usap massal tersebut, khusus yang terkonfirmasi positif COVID-19 akan diawasi puskesmas masing-masing, di mana ada 26 puskesmas di kota ini.
Dari data Gugus Tugas COVID-19 Kalsel, jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Banjarmasin hingga kini sebanyak 2.694 orang, namun yang sembuh sudah sebanyak 2.036 orang, adapun meninggal dunia sebanyak 150 orang.*
Baca juga: Di Banjarmasin, tak ada larangan shalat Idul Adha di masjid-lapangan
Baca juga: Misi perang melawan pandemi COVID-19
Pewarta: Sukarli
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020