Jombang (ANTARA News) - Keluarga mantan Presiden Soeharto (keluarga Cendana) tak terlihat berziarah ke makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur hingga peringatan tujuh hari wafatnya.
"Sejak pemakaman Gus Dur pada Kamis (31/12) lalu sampai sekarang kok saya nggak melihat keluarga Pak Harto datang ke Tebuireng, tapi nggak tahu kalau ke Ciganjur (rumah Gus Dur di Jakarta)," kata keponakan Gus Dur, yakni Gus Irfan Yusuf, kepada ANTARA di Jombang, Selasa.
Menjelang peringatan tujuh harinya Gus Dur di kompleks pesantren itu, Gus Irfan Yusuf yang merupakan pengurus Pesantren Tebuireng itu mengatakan tokoh nasional yang diperkirakan hadir antara lain sejumlah ulama seperti Rais Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus), KH Idris Marzuqi (Lirboyo, Kediri), dan KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban).
"Mbah Faqih menyatakan ingin hadir kalau tidak ada halangan kesehatan, sedangkan Gus Mus mungkin akan memberikan tausiyah bersama Emha Ainun Najib (Cak Nun)," kata putra almarhum KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) itu.
Tentang kedatangan pejabat, ia mengaku pihaknya belum mengetahui rencana kedatangan Gubernur Jatim Soekarwo, namun mantan Menteri Kehutanan MS Ka`ban sudah berjanji untuk datang.
"Acaranya hanya pembacaan yasin dan tahlil oleh beberapa ulama yang hadir, kemudian tausiyah dari Gus Mus dan Cak Nun," katanya.
Sementara itu, pengurus pesantren lainnya, H. Lukman, mengaku tahlil sejak Gus Dur wafat dihadiri ribuan orang pada setiap malamnya.
"Kalau hari ketujuh mungkin bisa 10.000 orang lebih, karena pengunjung makam Gus Dur sudah berdatangan sejak pagi dari beberapa daerah di Jatim, bahkan dari Yogyakarta dan Jawa Tengah," katanya.
Suasana menjelang peringatan tujuh harinya Gus Dur di kompleks Pesantren Tebuireng tampak ditandai dengan khataman Al Quran sedari pagi hingga pukul 14.30 WIB yang ditutup adik kandung Gus Dur Ir KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).
"Atas nama keluarga, saya mengucapkan terima kasih atas penghormatan bapak dan ibu ke sini, saya kira apa yang saudara-saudara lakukan akan menjadi catatan tersendiri di mata Allah SWT.," katanya.
Sementara itu, hujan mengguyur kompleks Pesantren Tebuireng sejak pukul 14.00 WIB. "Sejak hari pertama tidak turun hujan tapi sekarang terasa sejuk," kata seorang santri. (*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010