Semarang (ANTARA News) - Rektor Institut Agama Islam Negeri Semarang Abdul Jamil menilai mantan Presiden Republik Indonesia Almarum K.H Abdurrahman Wahid sebagai sosok yang terlalu dini dilahirkan, khususnya dalam kondisi dunia saat ini.

"Sepak terjang dan pemikiran almarhum jauh lebih maju dibanding budaya bangsa ini yang belum kritis," kata Jamil dalam diskusi "Mengenang Gus Dur" yang digelar Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah, di Semarang, Selasa.

Menurut dia, sosok Gus Dur merupakan salah seorang tokoh pendobrak berbagai hal yang dianggap sakral.

Hal tersebut, kata dia, terbukti dengan terpilihnya Gus Dur menjadi presiden keempat Indonesia.

Dalam diskusi ini, Jamil juga mengungkapkan pengalamannya ketika bertemu Gus Dur di Istana Negara Jakarta.

Ketika datang ke Istana Negara, lanjut dia, ternyata penyambutan yang dilakukan tidak seperti yang ia bayangkan.

"Saat datang, Gus Dur justru mengajak mengobrol sambil olahraga pagi," katanya.

Menurut dia, tidak ada sambutan atau acara resmi seperti penerimaan tamu kepresidenan.

Adapun narasumber lain dalam diskusi ini yakni pegiat Persatuan Anak Bangsa Indonesia Ignatius Edy Cahyono serta pengurus Perwakilan Umat Buddha Indonesia Suprihadi Santoso.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010