Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan posisi wakil menteri pertahanan sangat diperlukan mengingat beban tugas yang diemban Sekretaris Jenderal (Sekjen) selama ini terlalu banyak.
Usai menghadiri rapat koordinasi bidang politik, hukum, dan keamanan di Jakarta, Selasa, ia mengaku sudah mengetahui penunjukkan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin sebagai wakil menteri pertahanan.
Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin selama ini menjabat sebagai Sekjen Departemen Pertahanan.
Purnomo menjelaskan, tugas wakil menteri pertahanan akan difokuskan pada kegiatan yang bersifat eksternal, sedangkan tugas sekjen akan difokuskan pada kegian internal departemen.
Keberadaan wakil menteri pertahanan diperlukan karena beban tugas yang diemban departemen pertahanan makin berat seperti program revitalisasi industri pertahanan nasional. Dalam program revitalisasi industri pertahanan dalam negeri itu akan dibentuk Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
"Program revitalisasi industri pertahanan itu juga dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok minimun (minimum essential force/MEF) TNI yang makin ditekankan lagi mulai 2010," katanya.
Selain program yang bersifat militer, departemen pertahanan juga tengah memantapkan peran TNI dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP) seperti keikutsertaannya dalam misi perdamaian PBB.
"Kita kan tengah membangun pusat pasukan pemelihara perdamaian PBB di Sentul. Ini kan menjadi fokus dan tugas tambahan Dephan, selain mengurusi TNI dan hubungannya dengan para industri pertahanan dalam negeri," katanya.
Terkait kerja sama pertahanan mancanegara, Purnomo mengatakan, itu menjadi tugas wakil menteri jika dirinya berhalangan.
Tentang anggapan organisasi yang terlalu gemuk dengan adanya wakil menteri pertahanan, Purnomo mengatakan, secara bujet departemen yang dipimpinnya memiliki anggaran yang cukup besar yakni sekitar Rp40 miliar atau terbesar kedua setelah Departemen Pendidikan Nasional yang mencapi sekitar Rp55 miliar.
"Dengan anggaran sebesar itu, dan beban tugas yang dihadapi saya kira tidak," katanya.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010