Jakarta (ANTARA News) - Naiknya harga minyak mentah dunia yang mencapai 81 dolar AS per barel, telah mendongkrak harga saham-saham unggulan di Bursa Efek Indonesia, Selasa.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI ditutup naik 29,864 poin (1,16 persen) ke level 2.605,277, level tertinggi sejak 10 Maret 2008.
Analis riset PT Panin Capital, Bayu Aji, mengatakan, kenaikan indeks BEI ini lebih disebabkan naiknya harga-harga saham sektor pertambangan yang didorong oleh harga minyak mentah dunia.
Pada perdagangan di Asia hari ini, kontrak utama berjangka minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Februari di New York naik 32 sen menjadi 81,83 dolar AS per barel di perdagangan pagi, sedangkan harga minyak mentah Laut Utara Brent untuk pengiriman Februari naik 11 sen menjadi 80,23 dolar.
Menurut Aji, harga minyak yang bertahan di atas 80 dolar AS ini telah mendorong harga saham pertambangan, seperti Bumi Resources (BUMI) naik Rp250 menjadi Rp2.675, Andaro Energy terangkat Rp40 ke posisi Rp1.790 dan Tambang Timah (TINS) terdongkrak Rp50 ke harga Rp2.175.
Naiknya saham-saham pertambangan ini telah memicu saham-saham lainnya sehingga mendominasi pasar saham BEI. BEI mencatat saham yang naik mencapai 136 dibanding yang turun hanya 64 dan 56 tidak berubah.
Transaksi yang terjadi sebanyak 123.331 kali dengan jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 5,899 miliar lembar dan nilai Rp4,935 triliun.
Menurut Bayu, transaksi saham oleh investor asing juga cukup dominan dengan jumlah transaksi sebanyak 20.067 kali dengan nilai Rp1,460 triliun.
"Kebanyak investor asing juga ke saham pertambangan, terutama ke saham BUMI," ungkap Bayu. Dia juga memprediksikan penguatan indeks BEI akan berlanjut walaupun harus mewaspadai aksi ambil untung setelah dua hari mengalami kenaikan.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010