Depok (ANTARA News) - Surat kabar lokal sering dijadikan alat memperoleh kekuasaan oleh sejumlah pihak, kata Doktor Ilmu Komunikasi FISIP-UI, Eduardus Dosi, dalam disertasinya

yang berjudul Wacana Dominasi Diskriminatif Dalam Surat Kabar Lokal (Studi Relasi Kuasa di Balik Sajian Berita Surat Kabar Lokal NTT ), di Kampus UI, Depok, Selasa.

Pada Sidang Promosi Doktor dipimpin Prof. Dr. Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi, MA itu, Eduardus mengatakan para pemain kekuasaan itu adalah pemilik media, pemodal, awak media, elit politik, dan elite keagamaan.

Pertarungan tersebut dijadikan oleh media sebagai komoditas untuk memperoleh keuntungan material, sebagai modal politik dan keagamaan.

"Usaha ini bermaksud memelihara eksistensi media sebagai industri," katanya.

Menurutnya, kemasan citra pertarungan kekuasaan merupakan eksploitasi media yang merepresentasi para pemain dalam dan luar media untuk memperoleh posisi kekuasaan strategis dalam struktur masyarakat, pemerintah dan keagamaan.

Berdasarkan penelitian, terdapat ideologi politik oligarki, ideologi keagamaan katolik ideologi kapitalisme di balik wacana dominasi diskriminatif dalam kemasan teks berita pencalonan anggota legislatif tahun 2004 di NTT.

Lebih lanjut ia mengatakan temuan-temuan penelitian ini secara teoretis memberikan kesadaran bahwa media massa cetak lokal dalam konteks tersebut cenderung mengukuhkan citra kekuasaan elit partai dan elite keagamaan.

"Citra pengukuhan yang diperluas dan dipersempit ini terjadi karena media terbawa dalam pertarungan kekuasaan. Keadaan tersebut digunakan oleh media massa cetak lokal dan berbagai pihak untuk melakukan perjuangan dalam memperoleh kekuasaan," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010