Seorang penderita, Slamet Susilo, Senin, mengaku menderita chikungunya sejak 2 Januari lalu akibat gigitan nyamuk saat menyiapkan dagangan di rumah.
"Saya digigit nyamuk Sabtu pagi (2/1). Sorenya badan terasa demam, lemas, serta persendian linu," katanya, masih terbaring di tempat tidur, dan belum berobat ke dokter.
Menurutnya, selama ini pengobatan yang dilakukan hanya dengan meminum obat yang dibeli di apotek.
Warga lainnya, Riyanto mengatakan, empat orang keluarganya, yakni istri, mertua, adik ipar, dan seorang keponakan, menderita chikungunya sejak 31 Desember silam.
"Adik ipar saya masih dalam tahap penyembuhan, sedangkan yang lainnya sudah sembuh," jelasnya.
Selain keluarganya, kata dia, chikungunya juga menyerang sejumlah warga di RT 07 RW 13 Kelurahan Cilacap, namun hingga kini belum ada tindakan apapun baik dari puskesmas maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap.
Seorang petugas Puskesmas Cilacap II, Slamet Mulyono, enggan mengomentari wabah chikungunya di Kelurahan Cilacap karena takut salah dan hanya mengatakan Puskesmas hanya melayani rawat jalan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Sugeng Budi Susanto mengaku baru menerima laporan wabah chikungunya yang menyerang warga Kelurahan Cilacap.
"Kami baru terima laporan jika ada 29 kasus chikungunya di Kelurahan Cilacap. Ini terjadi sejak 30 Desember 2009 dan saat ini sebagian besar penderitanya sudah sembuh," katanya.
Ia mengatakan, kasus chikungunya di Kelurahan Cilacap merupakan hal yang baru muncul. "Selama ini kasus chikungunya munculnya di daerah pinggiran," kata Sugeng. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010