ProArt StudioBook Pro X dan Pro 17
Berbeda dengan ProArt StudioBook One (W590) yang mengusung layar 15 inci, ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) hadir dengan layar yang lebih lega yaitu 17 inci.
Uniknya, kedua laptop ini menggunakan rasio layar 16:10, berbeda dengan sebagian besar laptop modern yang menggunakan rasio layar 16:9, untuk memberikan ruang kerja yang lebih luas, sehingga membantu mereka untuk lebih produktif.
Dirancang untuk para profesional di berbagai industri, termasuk animasi, arsitektur, IT, dan desain, ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) mengusung layar dengan color gamut hingga 97 persen untuk DCIP-3 dengan Delta-E < 1.5, serta telah dikalibrasi dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated.
Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor hingga Intel Xeon dengan dukungan ECC memory yang dapat di-upgrade hingga 64GB. Prosesor workstation-grade tersebut juga ditemani dengan GPU powerful hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 yang hadir dengan VRAM GDDR6 16GB.
Dari segi desain, ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) memiliki dimensi ringkas dengan bezel tipis. Meski mengusung layar 17 inci, kedua laptop ini tampil dengan bodi layaknya laptop 15 inci.
Perbedaan antara ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) terdapat di beberapa unsur desain serta touchpad. ProArt StudioBook Pro X (W730) hadir dengan ScreenPad 2.0 yang dapat difungsikan sebagai layar kedua dengan beragam fungsi tambahan.
Sementara ProArt StudioBook Pro 17 (W700) tampil menggunakan NumberPad yang memungkinkan touchpad untuk ditransformasi menjadi number pad secara instan.
Asus ProArt StudioBook Pro X (W730) dijual dengan harga Rp88.000.000, sementara Asus ProArt StudioBook Pro 17 (W700) ditawarkan dengan harga mulai dari Rp35.200.000 hingga Rp55.000.000.
Baca juga: Penjualan laptop ASUS berangsur pulih
Baca juga: ROG Phone 3 bakal diumumkan bulan depan
Baca juga: ASUS klaim kuasai lebih dari 50 persen pasar laptop gaming Indonesia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020