Semarang (ANTARA News) - Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRCKJHAM) Semarang, setelah kepergian Gus Dur berharap akan muncul Gus Dur muda sebagai penggantinya.
"Bagi kami, Gus Dur adalah tokoh yang memperjuangkan hak asasi perempuan dan contoh kongkret buat kami para perempuan," kata Direktur LRC-KJHAM Evarisan, di Semarang, Minggu.
Evarisan mengatakan, perjuangan hak asasi perempuan yang dilakukan Gus Dur di antaranya adalah, mantan Presiden ke-4 ini memiliki peluang besar untuk melakukan poligami dengan pemahaman nilai agama yang dimilikinya. Namun, hal tersebut tidak dilakukannya.
Ditambah lagi, lanjut Evarisan, keempat anak Gus Dur adalah perempuan dan Gus Dur memberi kesempatan dan ruang besar untuk anaknya untuk berpolitik.
"Meskipun tidak memiliki anak laki-laki, Gus Dur juga tidak memaksakan kepada Sinta istrinya untuk memberi keturunan anak laki-laki," katanya.
Dalam hal keberagaman beragama, Gus Dur juga memberikan contoh kongkret. Gus Dur memberikan pemahaman keberagaman di setiap kasus konflik agama. Apalagi dalam konflik horisontal, perempuan yang selalu akan menjadi korban.
"Akan tetapi, Gus Dur memberikan contoh bahwa hidup berdampingan beragam keyakinan indah sekali dan itu tidak bisa dilakukan setiap orang," katanya.
Banyaknya perjuangan Gus Dur terhadap perempuan tersebut yang membuat LRC-KJHAM berharap agar perjuangan yang telah dilakukan oleh Gus Dur terus hidup.
"Kami berharap agar tumbuh ribuan Gus Dur muda lainnya. Kami sangat berduka dengan kepergian tokoh panutan seperti beliau," demikian Evarisan.
Di Kota Semarang, tidak hanya umat Islam, akan tetapi tokoh lintas agama juga berduka atas meninggalnya Gus Dur yang pantas menyandang sebagai Bapak Pluralisme tersebut.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010