Surabaya (ANTARA News) - Keponakan mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merasa yakin Zanuba Arifah Chafsoh atau Yenny dan Muhaimin Iskandar akan secepatnya islah dan mampu menyelesaikan konflik internal di tubuh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Saya melihat benih-benih islah itu ada, tinggal menunggu waktu saja," kata Wakil Gubernur Jatim itu di Surabaya, Minggu. Ia melihat keduanya sadar akan kebesaran partai politik yang didirikan Gus Dur pada 1999 itu.

Muhaimin sebagai keponakan Gus Dur dan Yenny sebagai anak kandung Gus Dur, lanjut Gus Ipul, sama-sama memiliki semangat ingin membesarkan partai politik itu.

"Makanya saya optimistis islah antara dua kubu berbeda di PKB itu akan terjadi," kata mantan Sekretaris Jenderal DPP PKB di era kepemimpinan Gus Dur-Alwi Shihab itu.

Saat dimintai tanggapan, bagaimana jika dirinya diminta turut membantu proses islah, Gus Ipul menyatakan kesiapannya kendati tak ingin terlibat secara langsung.

"Sebenarnya tidak perlu ada mediasi atau fasilitator, keduanya sudah berpikiran menuju ke sana (islah)," kata Ketua Umum GP Ansor yang sejak 1985 diasuh Gus Dur itu.

Dia menginginkan rekonsiliasi itu atas inisiatif kedua kubu tanpa harus melibatkan orang lain.

Selama ini Yenny bersikap berseberangan dengan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar. Bahkan, Yenny dan Ali Masykur Moesa berencana mendirikan PKB dengan embel-embel nama "Gus Dur" di belakang nama partai itu.

Gus Dur meninggal dunia di Jakarta pada 30 Desember 2009 dan jenazahnya dimakamkan di Jombang, Jawa Timur pada keesokan harinya.

Muhaimin menyatakan Gus Dur telah memberikan wasiat kepadanya untuk membesarkan PKB. Namun, hal itu dibantah oleh Yenny karena menjelang akhir hayat, Gus Dur tidak pernah membicarakan masalah PKB. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010