Semarang (ANTARA News) - Puluhan warga Desa Kedung Winong, Kelurahan Meteseh, Semarang Selatan, Minggu siang sempat menutup jembatan yang menghubungkan desa mereka dengan perumahan Bukit Kencana Jaya dan Dinar Mas.
Warga menutup jembatan yang dianggap membahayakan bagi pelintasnya itu karena fondasi dan separuh bagian jembatan tersebut runtuh tergerus arus sungai serta tidak segera diperbaiki.
Akibat penutupan jembatan tersebut, sejumlah warga kedua perumahan mengalami kesulitan saat akan keluar dari perumahan.
Salah seorang warga Desa Kedung Winong, Busro (45), mengatakan penutupan jembatan ini merupakan akumulasi kekesalan warga desa karena pihak pengembang kedua perumahan tidak ada yang bertanggungjawab atas kerusakan jembatan itu.
"Kedua belah pihak pengembang perumahan terkesan saling lempar tanggungjawab," katanya.
Ia menerangkan, warga juga sudah pernah menyampaikan aspirasi mereka ke pihak Pemerintah Kota Semarang melalui pihak RT/RW dan kelurahan namun tidak ada tanggapan.
Menurut dia, warga Desa Kedung Winong sebenarnya tidak merasa dirugikan dengan ditutupnya jembatan yang terletak di perbatasan Kelurahan Meteseh dan Bulusan tersebut.
"Dengan rusak dan ditutupnya jembatan tersebut, warga desa ini sebenarnya tidak merasa dirugikan, justru yang dirugikan adalah warga yang tinggal di kedua perumahan tersebut," ujarnya.
Setelah menutup jembatan dari kedua arah selama beberapa saat, beberapa petugas Kelurahan Meteseh dan Bulusan yang datang ke lokasi memberi penjelasan dan wargapun bersedia membuka jembatan tersebut.
Busro menambahkan, warga hanya menuntut kepada pihak terkait agar kerusakan jembatan segera diperbaiki agar tidak sampai menyebabkan jatuh korban jiwa dan pihak kelurahan bersedia menjadi fasilitator antara warga dengan pihak pengembang perumahan.
Setelah jembatan dibuka, jalan yang menjadi akses keluar masuk warga Perumahan Bukit Kencana Jaya dan Dinar Mas kembali normal.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010