Tokyo (ANTARA/AFP) - Perdana Meneri Jepang Yukio Hatoyama meluncurkan blog dan mulai menggunakan Twitter pada Tahun Baru ini demi memenangkan simpati publik di masa ketika peringkat popularitasnya jatuh.
Hatoyama mulai menggunakan jasa mikroblog Twitterd dan meluncurkan blog lengkapnya yang keduanya dalam Bahasa Jepang, mulai Jumat kemarin.
"Selamat Tahun Baru kepada semuanya,"kata dia dalam "tweet" pertamanya, dengan menekanan bahwa dia menulis sendiri pesannya itu. "Target saya saat ini adalah mengirimkan satu 'tweet' sehari sampai saya terbiasa menggunakannya."
Twitter yang berbasis di San Francisco, yang telah mengumpulkan puluhan juta pengguna, dimana servisnya memungkikan orang-orang berkomunikasi dengan orang lainnya dengan pesan berisi maksimal 140 karakter, meluncurkan versi Bahasa Jepangnya pada April 2008.
Dalam blognya bernama cafe Hato, Hatayoma berkata, "Saya memulai blog ini sebagai langkah pertama melenyapkan kesenjangan antara rakyat dan politik, termasuk juga mengubah negeri ini bersama-sama."
Dia juga mengupload foto atap kantornya dengan latar belakang langit biru cerah di blognya, yang menjelaskan bahwa dia mengambil sendiri gambar itu dengan kamera ponselnya.
Akun Twitter Hatoyama adalah http://twitter.com/hatoyamayukio, sedanagkan blog resminya adalah http://hatocafe.kantei.go.jp/.
Dukungan publik kepada kabinet Hatoyama anjlok di bawah 50 persen untuk pertama kalinya, demikian hasil sebuah jajak pendapat besar yang dirilis bulan lalu.
Para pemilih mengkritik kekurang pengalaman kepemimpinannya dan skandal pembiayaan politiknya.
Di blognya Hatoyama memohon maaf atas skandal pembiayaan kampanye politik yang melibatkan mantan pembantu dekatnya, dengan berkata, "Saya membuat banyak masalah kepada banyak orang tahun lalu. Demi mendengarkan suara rakyat, saya ingin berbuat yang terbaik dalam memenuhi kewajiban saya."
Jaksa menuduh mantan pembantu dekat Hatoyama, Keiji Katsuba, akhir Desember lalu karena dituduh memalsukan laporan donasi politiknya, namun tidak mendakwa sang Perdana Menteri karena kekurangan bukti.
Tuduhan-tuduhan itu muncul setelah 100 hari pertama yang sulit dari politisi darah biru itu, yang Agustus lalu memenangkan pemilu yang mengakhiri lebih dari setengah abad kekuasaan konservatif yang tak terkalahkan di negara berperekonomian terbesar kedua dunia itu. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010