Dari pemantauan ANTARA hingga Sabtu, gang-gang kecil yang selama ini biasa menjadi jalur alternatif, sejak perayaan Tahun Baru 2010, dari siang hingga malam, macet akibat melimpahnya sepeda motor, taksi maupun mobil pribadi dan kendaraan wisata.
Hal itu terjadi akibat mulut gang di jalur utama seperti Tuban-Jalan Raya Kuta-Imam Bonjol, Kartika Plaza arah bandara maupun Pantai Kuta, Jalan Kediri-Wana Segara, Sunset Road-Bay Pass Ngurah Rai arah bandara maupun Nusa Dua, hampir selalu dipenuhi kendaraan yang terjebak macet.
Pengendara yang memilih masuk "jalan tikus" seperti Jalan Bakung Sari dan gang-gang kecil di sekitarnya, hanya lega sesaat, karena segera terjebak kemacetan lagi karena tidak bisa keluar dari jalan itu.
Demikian pula pengendara sepeda motor dan taksi di Jalan Legian-Kuta, yang mencoba menerobos melalui Gang Popies dan gang-gang lainnya, juga terjebak macet akibat tumpah ruahnya kendaraan dari lawan arah yang mencoba keluar dari Pantai Kuta.
"Kondisi arus lalulintas di kawasan Kuta sejak masa liburan akhir tahun hingga awal 2010 ini benar-benar crowded (penuh sesak). Banyak menyita waktu wisatawan, selain membuat was-was yang mengejar waktu penerbangan ke Bandara Ngurah Rai," kata Dedek Warjana dari Bali Excotic Holidays.
Akibat kemacetan parah dalam beberapa hari ini, wisatawan banyak yang memilih turun dari kendaraan dan berjalan kaki beberapa kilometer menuju Pantai Kuta, Bandara Ngurah Rai, atau tujuan lainnya.
Sepasang pria-wanita warga asing misalnya, setelah lebih sejam terjebakmacet di kawasan Pantai Kuta - Jalan Kartika Plaza, memilih turun dari taksi yang ditumpanginya.
Dengan ransel besar di punggung, tas jinjing dikalungkan ke leher, mereka terlihat bersusah payah menarik-narik koper besar yang berulang terguling akibat trotoar bergelombang.
Beruntung dua ojek sepeda motor yang menghampirinya, sehingga dapat mengejar waktu penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang berjarak sekitar satu kilometer lagi. "Lumayan, 50 dolar AS," komentar pengojek.
Walaupun jarak Bandara Ngurah Rai - Pantai Kuta hanya sekitar empat kilometer, saat macet parah pengguna mobil memerlukan waktu tempuh sampai empat jam. Hanya ojek sepeda motor yang bisa menerobos kemacetan itu.
Sejauh ini belum ada kebijakan baru dari pemerintah guna mengatasi kemacetan arus lalulintas di kawasan Kuta, bahkan di persimpangan-persimpangan macet justru warga biasa yang berperan mengatasinya. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010