Palu (ANTARA News) - Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) harus siap besar tanpa kehadiran KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, kata Wakil Ketua Dewan Tanfidz PW NU Sulteng, Gani Jumat, dalam doa dan tahlilan bersama, di Palu, Jumat malam.
"Wafatnya Gus Dur, sebagian jiwa PKB hilang. Ini tantangan bagi PKB bagaimana partai ini bisa besar tanpa kehadiran sosok Gus Dur," kata Gani.
NU dan PKB menggelar tahlilan bersama yang sudah berlangsung dua mala dan Sabtu malam ini, doa dan tahlil akan berlangsung di kediaman Ketua Rais Syuriah NU Sulawesi Tengah KH Husen Habibu.
Gani Jumat menilai, NU dan PKB harus saling mengisi dan memahami posisi masing-masing serta sadar bahwa keduanya besar karena pengaruh Gus Dur, baik dari segi pemikiran, sikap, maupun cara pandang politik.
"Saya melihat, selama ini gen atau DNA NU tidak mengalir di tubuh PKB sehingga tidak heran jika ada anggota DPRD terpilih dari PKB lupa memperhatikan NU," kata Gani.
Gani mengkritik masih banyak orang PKB yang tidak memahami politik perjuangan PKB bahkan simbol-simbol PKB seperti mengakhiri sambutan dengan kata "wallahul muafiq ilaa aqwamithariq" tidak diucapkan oleh sebagian politisi PKB. Padahal ucapan tersebut adalah simbol NU dan PKB.
"Ini bukti bahwa gen NU di PKB masih rendah, sementara politik perjuangan PKB salah satunya untuk warga NU," kata Gani.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPW PKB, Zainal Daud, mengatakan PKB akan berupaya memperbaiki hubungan dengan NU danmenyadari kekuatan konstituen besar PKB berada di basis-basis NU yang selama ini tidak tergarap baik.
"Anggota DPRD dari PKB akan memperhatikan NU," kata anggota DPRD Sulteng ini. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010