Saat ini, hampir semua destinasi wisata mulai dibuka. Untuk memberikan jaminan keamanan wisatawan maka semua objek wisata didorong untuk menerapkan Gerakan BISA.
Kudus (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendorong semua objek wisata yang ada di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, turut menerapkan gerakan bersih, indah, sehat, aman (BISA) untuk menyambut adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19.
"Saat ini, hampir semua destinasi wisata mulai dibuka. Untuk memberikan jaminan keamanan wisatawan maka semua objek wisata didorong untuk menerapkan Gerakan BISA," kata Pelaksana harian Direktur Kelembagaan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Hendri Noviandri di sela-sela pencanangan Gerakan BISA di objek wisata Taman Ria Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, Kamis.
Hadir pada acara tersebut, Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo serta Anggota Komisi X DPR RI Kiai Rojih Ubab Maimoen sekaligus membuka Gerakan BISA Kudus.
Baca juga: Kemenparekraf gencarkan promosi untuk bangkitkan pariwisata Indonesia
Untuk mendukung Gerakan "BISA", kata dia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan bantuan stimulus, mulai dari tempat mencuci tangan, cairan pembersih tangan, alat penyemprot beserta cairan disinfektan, serta peralatan lain untuk bersih-bersih.
Dengan adanya Gerakan "BISA" yang mulai diluncurkan di objek wisata Taman Ria Colo, Kecamatan Dawe, Kudus, diharapkan objek wisata lainnya juga menerapkan hal yang sama.
Hal terpenting, kata dia, di era pandemi COVID-19 seperti sekarang, semua pengelola objek wisata harus sudah siap menerapkan protokol kesehatan baik untuk pengelola maupun wisatawan, serta turut memberikan edukasi kepada wisatawan untuk menerapkan adaptasi kebiasaan baru.
Baca juga: Kemenparekraf gelar Gerakan BISA di Curug Cinulang Jawa Barat
Protokol kesehatan yang dimaksud, mulai dari rajin mencuci tangan pakai sabun, memakai masker, menjaga jarak fisik, serta menghindari kerumunan.
Harapannya, lanjut dia, semua sarana dan prasarana penunjang untuk penerapan protokol kesehatan diperbanyak untuk setiap objek wisata.
Selain Kudus, gerakan serupa juga akan digelar di salah satu objek wisata di Kabupaten Demak.
"Harapannya, dunia wisata di Tanah Air kembali pulih karena penutupan objek wisata juga sangat dirasakan dampaknya oleh pelaku wisata," ujarnya.
Baca juga: Kemenparekraf gulirkan Gerakan BISA di desa wisata Tete Batu Lombok
Anggota Komisi X DPR RI Kiai Rojih Ubab Maimoen mengungkapkan Gerakan "BISA" juga diajarkan oleh Agama Islam untuk selalu menjaga kebersihan, termasuk keindahan.
Bahkan, kata dia, umat Muslim yang hendak melaksanakan salat juga diminta menyucikan diri dengan cara berwudlu.
"Mencuci tangan merupakan langkah pertama dalam berwudlu, kemudian selain gerakan wudlu umat Muslim juga diminta membersihkan lubang hidung dengan cara menghisap air," ujarnya.
Dengan demikian, lanjut dia, kebersihan sangat dijunjung tinggi dalam Islam sehingga tidak ada salahnya Gerakan "BISA" juga digelorakan oleh masyarakat luas demi kepentingan bersama.
"Mudah-mudahan Gerakan 'BISA' memberikan manfaat dan diterima Allah SWT," ujarnya.
Plt Bupati Kudus M. Hartopo mendukung gerakan "BISA" dari Kemenparekraf karena demi menyongsong penerapan adaptasi kebiasaan baru di objek wisata di Kudus.
Ia berharap gerakan tersebut bisa menjadi semangat baru para pengelola objek wisata di Kudus untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat demi mencegah penyebaran COVID-19 semakin meluas.
Usai pencanangan Gerakan "BISA", para peserta Gerakan "BISA" yang merupakan para pelaku wisata di daerah setempat langsung melakukan bersih-bersih kawasan wisata Taman Ria Colo, termasuk Plt Bupati Kudus serta Plh Direktur Kelembagaan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020