Denpasar (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dalam kunjungan kerjanya di Bali akan memimpin peluncuran stiker IOTC (Indian Ocean Tuna Commision) pada sejumlah kapal tuna longline di Pelabuhan Benoa, Bali.
"Peluncuran stiker IOTC akan dilakukan Sabtu siang (2/1)," kata Hardi dari Humas Departemen Kelautan dan Perikanan di Denpasar Jumat.
IOTC adalah organisasi perikanan dunia terkait pemanfaatan sumber daya perikanan tuna di Samudra Hindia, di mana Indonesia menjadi anggotanya pada 2007 lalu.
Ia mengatakan, kunjungan kerja ke Pelabuhan Benoa sekaligus mengadakan pertemuan dengan sejumlah pengusaha pengelola kapal tuna longline yang bisa menangkap tuna hingga perairan bebas.
Menteri Fadel Muhammad dengan didampingi Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebelumnya juga sempat melihat dari dekat pusat pembenihan udang vaname di Desa Bugbug, Kabupaten Karangasem 85 km timur Denpasar.
Pusat pembenihan yang beroperasi sejak Mei 2009 itu merupakan terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas produksi 350.000 ekor per tahun.
Produksi benih udang vaname diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bibit bagi pengembangan matadangan bernilai ekonomis tinggi di Bali dan kawasan timur Indonesia.
Ikan tuna menurut Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bali, Ir Gusti Putu Nuriartha merupakan salah satu dari 47 jenis hasil perikanan dan kelautan Bali yang berhasil menembus pasaran ekspor.
Bali mengekspor ikan tuna sebanyak 17.174 ton senilai 77,5 juta dolar AS selama sebelas bulan, periode Januari-November 2009.
Matadagangan jenis ikan tuna tersebut memberikan kontribusi yang paling dominan dari total devisa hasil perikanan dan kelautan Bali sebesar 114,2 juta dolar AS.
Devisa tersebut diperoleh atas pengapalan ikan tuna sebanyak 17.174 ton hasil tangkapan nelayan maupun perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal besar yang beroperasi hingga ke perairan bebas.
Matadagangan ikan tuna yang menembus pasaran mancanegara terdiri atas tujuh jenis, yang paling menonjol tuna segar sebanyak 7.578,5 ton senilai 45,7 juta dolar AS.
Menyusul jenis tuna steak beku sebanyak 6.499,3 ton seharga 19,4 juta dolar AS dan tuna loin segar 1.444,7 ton bernilai 7,5 juta dolar AS.
Selain itu juga ikan tuna beku sebanyak 964,4 ton seharga 1,02 juta dolar AS, tuna loin beku 1.571 ton seharga 3,6 juta dolar AS, tuna meat beku 24 ton bernilai 73,8 juta dolar AS dan tuna fillet beku 2,4 ton seharga 73.870 dolar AS.
Gusti Nuriartha menjelaskan, negara tujuan ekspor ikan tuna asal Bali sebagian besar ke pasaran potensial Jepang, menyusul Amerika Serikat, Singapura, Hongkong, Jerman, Belanda, Malaysia, Italia, Korea, Australia, Taiwan dan Cina.
Matadagangan sektor perikanan dan kelautan Bali yang menembus pasaran mancanegara mencapai 47 jenis, tujuh jenis diantaranya adalah ikan tuna yang dikemas dalam berbagai bentuk.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010