Saya pikir risalah ini berada dalam ruang hampa tidak akan cukup untuk menyebabkan itu bergerak, tetapi karena posisi kami berada pada tingkat teknikal dipandang sebagai alasan untuk mengambil untung

New York (ANTARA) - Dolar AS melonjak terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena para pedagang menggunakan peluang rilis risalah Federal Reserve dari pertemuan pembuatan kebijakan terakhir untuk mengambil keuntungan.

Risalah pertemuan Fed pada 28-29 Juli, yang diterbitkan Rabu (19/8), menunjukkan bank sentral sedang mempertimbangkan perubahan pada kebijakan moneter yang dapat membuatnya bertahan dengan langkah-langkah stimulus agresif jauh lebih lama daripada sebelumnya.

Risalah tersebut juga menunjukkan para pembuat kebijakan khawatir bahwa pemulihan dari penurunan ekonomi yang dipicu oleh pandemi virus corona menghadapi jalur yang sangat tidak pasti.

Dalam beberapa pekan terakhir, langkah-langkah Fed untuk melawan efek ekonomi dari pandemi virus corona telah membantu mengangkat aset-aset berisiko ke posisi tertinggi sepanjang masa, bahkan saat itu telah mengurangi permintaan safe-havens, memukul dolar AS. Tapi risalahnya, meski bernada dovish, menyebabkan aksi jual saham dan reli dolar.

Para analis mengatakan lonjakan dolar pada Rabu (19/8) mencerminkan aksi ambil untung di beberapa sudut pasar, serta kekecewaan para pedagang yang mengharapkan perspektif yang lebih dovish dari Fed.

“Ada beberapa di pasar yang berpikir The Fed akan menjadi lebih dovish secara keseluruhan,” kata John Doyle, wakil presiden bidang transaksi dan perdagangan di Tempus, Inc. "Dan saya pikir itulah satu hal yang menyebabkan saham dijual setelahnya, dan dolar menguat."

“Saya pikir risalah ini berada dalam ruang hampa tidak akan cukup untuk menyebabkan itu bergerak, tetapi karena posisi kami berada pada tingkat teknikal dipandang sebagai alasan untuk mengambil untung.”

Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang terhadap sekeranjang enam mata uang saingan, melonjak 0,84 persen pada 92,978, setelah naik ke setinggi 93,05 sebelum mengupas beberapa dari kenaikan itu. Pada Selasa (18/8), indeks tergelincir ke level 92,124, terlemah sejak Mei 2018, ketika indeks saham AS mencapai rekor tertinggi, didorong oleh upaya stimulus The Fed.

Di tempat lain di Amerika Utara, dolar Kanada pada awal sesi naik ke level terkuat dalam hampir tujuh bulan terhadap mata uang AS, dibantu oleh selera yang lebih kuat pada aset-aset berisiko setelah rekor harga saham di Wall Street. Keuntungan tersebut menyusut kembali setelah rilis FOMC.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020