Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Pimpinan Daerah (PD) Muhammadyah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Jabar), merasa kehilangan atas wafatnya KH Abdurahman Wahid sebagai tokoh Islam.
Ketua PD Muhammadyah Kabupaten Bekasi, Abdul Haris kepada ANTARA, di Cikarang, Kamis, mengatakan pihaknya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas kejadian itu.
"Lepas dari kontroversi sosok almarhum semasa hidup di tengah masyarakat, namun kami sangat menghormatinya sebagai tokoh Islam," ujarnya.
Menurut Haris, kepemimpinan KH Abdurahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur dinilai berhasil mengembangkan ajaran Islam melalui organisasi Nahdlatul Ulama (NU) yang saat ini menjadi salah satu organisasi terbesar di Indonesia.
"Keberhasilan Gus Dur dalam membangun kaderisasi NU kami apresiasi. Buktinya, ada banyak sekali cabang-cabang NU yang saat ini berhasil terbina dengan baik," ujarnya.
Sementara itu, ketika disinggung terkait imbauan Presiden SBY kepada masyarakat untuk memasang bendera setengah tiang sebagai visualisasi duka cita atas wafatnya mantan presiden keempat RI itu, Haris menganggap sebagai hal yang wajar.
"Boleh-boleh saja sebab itu adalah urusan duniawi dan saya nilai tidak terlalu berlebihan mengingat sudah banyak hal positif yang diberikan Gus Dur kepada negara ini," katanya.
Secara terpisah, Ketua Nahdlatul Ulama Kabupaten Bekasi, Munir Abas, menyambut baik ucapan tersebut. "NU dan Muhammadyah merupakan dua organisasi Islam terbesar di Indonesia. Saya berharap ke depan hubungan NU dan Muhammadiyah mejadi jauh lebih baik," katanya.
Munir mengatakan, selama ini hubungan internal ke dua organisasi tersebut kerap mejadi pergunjingan di tengah masyarakat. "Namun lepas dari itu semua, tujuan kita satu yakni untuk menyatukan umat muslim tanpa mengenal batas," katanya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009