Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menilai sosok almarhum Frans Seda sebagai ekonom yang nasionalisme, mengedepankan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan kelompok, sektarian, atau golongan tertentu.

"Beliau adalah sosok ekonom yang sangat berjasa dalam pembangunan ekonomi di masa awal-awal orde baru," katanya, seperti dikutip juru bicaranya Yopi Hidayat di Jakarta, Kamis malam.

Boediono mengatakan, meski almarhum adalah kader Partai Katolik pada saat itu, namun dalam membangun ekonomi bangsa dan negara Indonesia mampu bekerja sama dengan seluruh kelompok, golongan dan dari partai manapun.

"Rasa nasionalisme tanpa membedakan kelompok dan golongan tertentu dengan lainnya dalam menjalankan tugas dan peran sebagai warga negara, adalah hal pokok yang harus menjadi contoh bagi seluruh komponen bangsa Indonesia.Bangsa ini harus bersatu untuk maju," tutur Wapres.

Wakil Presiden Boediono akhirnya tiba ke rumah duka Franciscus Xaverius Seda (Frans Seda) pada pukul 20.35 WIB atau lebih lambat dibandingkan jadwal sebelumnya pukul 15.00 WIB. Boediono datang mengenakan baju batik biru keunguan dengan wajah yang terlihat lelah.

Kedatangannya untuk melayat Frans di Jalan Metro Kencana V, Nomor 5, Pondok Indah, Jakarta Selatan, hanya sekitar sepuluh menit. Setibanya di rumah duka, Wapres langsung masuk ke rumah duka dan melihat jenazah. Dalam kunjungannya yang sebenatar itu, Boediono sempat berbincang dengan istri Frans, Yosepatinaya Seda dan kedua anaknya Noni Eri Seda dan Nesa Seda. "Bu, maaf. Saya tidak bisa lama-lama, saya mohon pamit," kata Boediono singkat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009