"Saya kira sosok Gus Dur agak sulit untuk mencari tandingannya, selain unik juga pendiriannya tetap gigih dan tidak takut pada orang-orang yang bersebelahan dengan pemikirannya, sehingga wajar bila beliau disebut tokoh pluralis," kata KH Muhdar Bintang di Kendari, Kamis.
Ia mengatakan sebagai ulama, sudah jelas beliau (Gus Dur) merupakan ulama Islam pembaharu, sebagai intelektual beliau memang banyak menghasilkan buah karya dan telah mampu mempersatukan antar umat beragama di Indonesia.
Muhdar Bintang yang juga Ketua NU Provinsi Sultra itu mengatakan, wafatnya tokoh kharismatik Bangsa Indonesia itu rasanya akan sulit untuk mencari pengganti mantan Presiden ke-4 tersebut yang juga kakak Kandung KH Sholahuddin Wahid.
"Makanya, wajar bila hampir semua masyarakat NU di Tanah Air menyebut beliau sebagai panutan dan sekaligus sebagai guru besar bangsa," katanya.
Sebagai sosok dan pemimpin yang cinta terhadap perdamaian, sangat pantas bila belia dijadikan sebagai pahlawan nasional karena selama masa hidupnya beliau selalu membuka wawasan bangsa Indonesia untuk berpikir terhadap pentingnya suatu kemajemukan, keberagaman atau pluralitas.
Sebelumnya, ratusan warga Nu di Kota Kendari, setelah sholat Magrib dan Isya, di Masjid Agung Alkautzar dilakukan sholat Ghaib untuk Gus Dus, yang meninggal kemarin (Rabu, 30/12) sore di Jakarta, dan hari ini dikebumikan di tanah kelahirannya di Jombang, Jawa Timur
Sholat Gaib mendiang Gus Dur itu, dipimpin Imam Masjid Agung Al Kautzar Kendari, KH Abdullah Faqhi yang diikuti seluruh jama yang mengikuti sholat di mesjid tersebut.
Salah seorang pengurus masdjid Raya Kota Kendari, Wahid mengatakan, rencananyam pada Jumat (1/10) besok, juga akan dilaksanakan sholat gaib untuk Almarhum Gus Dur.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009