Medan (ANTARA News) - Paguyuban Sosial Warga Tinghoa Indonesia (PSWTI) Sumut menilai KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur layak diangkat menjadi pahlawan nasional, karena jasa yang diberikannya kepada bangsa Indonesia sangat besar.
"Gus Dur bapak bangsa yang menerapkan UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuen dan menghargai hak asasi manusia," kata Dewan Penasehat PSWTI Sumut, Sofyan Tan, di Medan, Kamis.
Menurut Sofyan, mantan Presiden RI keempat itu sosok luar bisa yang melakukan terobosan semasa menjabat menjadi orang nomor satu di Indonesia, seperti mencabut undang-undang tentang etnis tionghoa tidak bisa membuat kegiatan kebudayaan.
"Seperti kegiatan budaya barongsai dan perayaan imlek. Inilah salah satu karya Gus Dur yang sangat besar sehingga membuat
etnis tionghoa sejajar di dalam kehidupan budaya di Indonesia," ucapnya.
Ia menambahkan, Gus Dur juga telah melakukan perubahan yang sangat signifikan tentang hak setiap bangsa dan warga negara. Bukan hanya hak minoritas namun semua suku, agama dan ras. "Gus Dur tokoh yang sangat sulit ditemukan dalam satu abad," katanya.
Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Sumut, Azhari Tambunan, mengatakan, pemerintah diharapkan memberi penghargaan dengan mengangkat Gus Dur sebagai pahlawan nasional.
"Ini merupakan harapan kader dan pengurus organisasi, menurut kami Gus Dur layak diangkat menjadi pahlawan nasional," katanya.
Wafatnya Gus Dur membuat duka yang sangat mendalam bagi ia dan pengurus organisasi itu, karena sosok Gus Dur terkenal dengan kesederhanaan dan pemikiran yang bebas.
Pihaknya berencana akan menggelar tahlil selama tiga hari ke depan, dan kegiatan serentak juga dilaksanakan 26 pengurus cabang organisasi itu diberbagai wilayah di Sumut.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009