Bukhori mengatakan demikian, sebab 1 Muharram dahulunya juga merupakan tanggal perpindahan kaum Muhajirin Mekkah meninggalkan harta bendanya menuju kondisi kehidupan yang lebih baik.
“Dalam kaitannya dengan 1 Muharram 1442 Hijriah di tengah pandemi, ini sangat relevan dengan keniscayaan perubahan secara mendasar dalam seluruh tatanan kehidupan. Khususnya dalam seluruh tatanan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik bangsa Indonesia,” kata Bukhori di Gedung DPR/MPR di Jakarta, Rabu.
Baca juga: MUI: Tahun Baru Hijriah momentum tingkatkan solidaritas saat pandemi
Baca juga: Sambut Tahun Baru Hijriah, Menag ajak umat menuju Indonesia maju
Kini, 1 Muharram 1442 Hijriah di sejumlah tempat diselenggarakan secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena adanya pandemi COVID-19.
Sejumlah daerah bahkan memutuskan untuk meniadakan tradisi malam 1 Suro yang berpotensi mengundang kerumunan massa dalam rangka mengantisipasi penularan COVID-19.
Salah satunya, tradisi peringatan malam 1 Suro di Yogyakarta. Dalam keterangan resminya, Keraton Yogyakarta Hadiningrat memilih meniadakan ritual tahunan mereka pada tahun ini.
Bukhori berharap momentum tahun baru Hijriah menjadi titik awal bagi bangsa Indonesia untuk berpindah dari kondisi keterpurukan menuju arah kesejahteraan.
Ia turut mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk berdoa kepada Allah pada 1 Muharram nanti, agar bangsa Indonesia mampu melalui ujian krisis pandemi maupun berbagai krisis lain yang menyertainya.
Baca juga: Jelang tahun baru Hijriah positif COVID-19 tambah 1.902, sembuh 2.351
Baca juga: MUI ajak umat Islam berdoa di malam Tahun Baru 1442 Hijriah
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020