Pemanfaatan limbah kulit ikan dan cangkang kerang sebagai produk berdaya guna sudah dibuktikan sejumlah pelaku usaha di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengingatkan bahwa limbah kulit sisik ikan dan cangkang kerang bisa menjadi bisnis yang menjanjikan dan memiliki nilai ekonomi tinggi bila diolah menjadi produk berdaya guna seperti aksesoris rumah tangga.

"Pemanfaatan limbah kulit ikan dan cangkang kerang sebagai produk berdaya guna sudah dibuktikan sejumlah pelaku usaha di Indonesia," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Nilanto Perbowo, Rabu.

Menurut Nilanto, hingga saat ini masih belum banyak orang yang menekuni bidang usaha limbah ikan dan kerang tersebut, padahal bahan bakunya sangat melimpah serta harganya murah bahkan bisa diperoleh cuma-cuma.

Hal tersebut, lanjutnya, dibuktikan dengan tingginya lalu lintas pengiriman cangkang kerang maupun kulit ikan ke berbagai daerah di Indonesia sebagai bahan baku produksi.

Nilanto menjelaskan produk yang dihasilkan dari cangkang kerang dan kulit ikan kebanyakan berbasis kreativitas dan gaya hidup seperti tas, dompet, sepatu, ikat pinggang, gelang, hingga perabotan rumah tangga di antaranya vas bunga, hiasan lampu, tirai, dan pigura.

Ia mengakui bahwa segmen untuk beragam produk tersebut umumnya menyasar mereka yang berada pada kelas menengah ke atas

"Tantangannya bagaimana membuat dan mendesain produk yang sesuai dengan selera konsumen. Diperlukan imajinasi dan kejelian membaca tren saat ini. Perlu juga standar yang tepat agar produk yang digunakan aman bagi kesehatan, mengingat bahan bakunya adalah limbah," jelas Nilanto.

Selain itu, ujar dia, memanfaatkan cangkang kerang dan kulit ikan sebagai produk berdaya guna juga bermanfaat untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi limbah kulit ikan dan cangkang kerang yang berpotensi menimbulkan bau tak sedap dan penyakit bila dibiarkan menumpuk.

Nilanto memaparkan limbah dalam tubuh perikanan dan mahkluk laut diperkirakan memiliki proporsi sekitar 30-40 persen dari total berat ikan, moluska dan krustasea, yang terdiri dari bagian kepala, tulang, sirip, kulit, duri, dan isi perut atau jeroan.

"Ekspor perikanan provinsi Jawa Tengah 2019- 2020, sisik ikan menempati porsi kelima terbesar dari jenis ikan yang dikespor. Ini luar biasa, patut kita syukuri," katanya.

Untuk itu, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP meyakini bahwa peluang usaha kekerangan serta kulit ikan masih terbuka lebar.

Baca juga: KKP dorong alternatif usaha pengolahan cangkang kerang
Baca juga: KKP seleksi 800 UMKM untuk program Pasar Laut Indonesia
Baca juga: Perempuan Maroko ini ubah limbah kulit ikan jadi barang mewah

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020