Banda Aceh (ANTARA News) - Gubernur Provinsi Aceh, Irwandi Yusuf, menyatakan bahwa almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah salah seorang perintis perdamaian di provinsi ujung barat wilayah Indonesia itu.
"Pemerintah dan masyarakat Aceh turut belasungkawa atas meninggalnya mantan Presiden ke-4 RI itu dan di mata saya Gus Dur adalah sosok perintis perdamaian di Aceh," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Didampingi Karo Hukum dan Humas Pemerintah Aceh, A Hamid Zein, gubernur menyatakan Abdurrahman Wahid adalah sosok yang tidak setuju cara-cara peperangan dalam menyelesaikan konflik di provinsi tersebut.
"Saat menjabat Presiden ke-4 RI, Gus Dur juga melarang terjadinya peperangan dalam penyelesaian konflik di Aceh. Saat adanya gagasan penyelesaian Aceh secara damai, juga mendapat respon positif dari Gus Dur," katanya menjelaskan.
Oleh karena itu, gubernur Irwandi Yusuf menyatakan penghargaan setingi-tinginya atas jasa-jasa Gus Dur yang telah diberikannya kepada Aceh.
"Sekali lagi, kami menyampaikan terima kasih dan turut mendoakan agar jasad almarhum Gus Dur mendapat tempat disisi Allah SWT," kata Irwandi Yusuf.
Abdurrahman Wahid, menghembuskan nafas terakhir (wafat) pada pukul 18.45 WIB, Rabu (30/12) di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Sementara itu, Ketua PW Nahdatul Ulama (NU) Provinsi Aceh, Tgk Faisal Aly, mengimbau masyarakat muslim agar melaksanakan shalat ghaib atas meninggalnya Abdurrahman Wahid.
"Kami mengimbau masyarakat muslim melaksanakan shalat ghaib (jenazah) atas meninggalnya Abdurrahman Wahid. Pelaksanaan shalat sunnat ghaib tersebut dapat dilaksanakan setelah shalat wajib berjamaah di meunasah (mushalla) dan masjid-masjid di Aceh," katanya.
Ia menilai, selain pemimpinan bangsa, Gus Dur adalah sosok ulama yang telah banyak memberikan konstribusi bagi negara, bangsa dan khususnya umat Islam.
"Kita kehilangan bapak bangsa yang juga seorang ulama. Meninggalnya Gus Dur berarti kehilangan bagi semua," tambahnya.
Dipihak lain, Faisal Aly mengimbau seluruh masyarakat Aceh untuk memaafkan Gus Dur, jika memang selama hidup atau saat menjadi Presiden ke-4 RI ada perbuatan atau perkataan beliau yang menyinggung perasaan warga di daerah berjuluk Serambi Mekah ini.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009