kesiapan ini menjadi hal yang terukur anak selamat atau tidak

Jakarta (ANTARA) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah Indonesia agar belajar dari negara-negara lain yang kembali membuka sekolah namun terjadi penyebaran COVID-19 di satuan pendidikan tersebut.

"Kami melihat Indonesia harus belajar dari negara lain. Israel contohnya menutup sekolah pada 3 Juni setelah membukanya pada 3 Mei 2020," kata Komisioner bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Hanya dalam waktu sebulan, sebanyak 2.026 siswa, guru dan staf di sekolah dinyatakan positif COVID-19. Kemudian 28.147 siswa harus dikarantina karena diduga terpapar virus tersebut.

KPAI mengkhawatirkan kondisi yang sama juga terjadi di Tanah Air apabila pembelajaran tatap muka tetap dilakukan tanpa penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Oleh karena itu, sejauh ini KPAI terus fokus melihat sejauh mana kesiapan sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar tatap muka dengan protokol kesehatan.

Baca juga: Pakar: Lindungi anak dengan benar dari paparan COVID-19

Baca juga: KPPPA: Anak penyandang disabilitas rentan terpapar COVID-19

"Karena kesiapan ini menjadi hal yang terukur anak selamat atau tidak, terlindungi atau tidak," ujar dia.

Berdasarkan kajian, penutupan sekolah bisa mengerem atau menahan laju penularan dan kematian akibat virus tersebut. kajian Khaterine A Auger menyebutkan penutupan sekolah di Amerika Serikat pada 9 Maret hingga 7 Mei 2020 menurunkan insiden COVID-19 hingga 62 persen dan kematian berkurang 58 persen.

Untuk Indonesia, katanya, saat ini memang harus diakui pandemi ini belum terkendali dengan penambahan rata-rata 1.500 hingga 2.000 kasus per hari dengan angka kematian rata-rata 50 orang per hari.

Sementara, kasus anak-anak terinfeksi sudah mencapai 11.000, kematian anak akibat COVID-19 yakni 2,3 persen dari kasus yang ada di Indonesia, kata dia.

"Anak Indonesia yang meninggal karena COVID-19 menurut IDAI tertinggi se Asia Pasifik," ujarnya.

Oleh karena itu, KPAI menilai dari sejumlah sekolah yang didatangi disimpulkan bahwa satuan pendidikan belum siap untuk belajar tatap muka.

Baca juga: Inggris luncurkan studi penyebaran virus corona di sekolah

Baca juga: 127 anak di Surabaya terpapar COVID-19, 36 di antaranya balita

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020