Jakarta (ANTARA News) - Keluarga menyatakan bahwa jenazah almarhum Frans Seda, seorang tokoh nasional yang wafat Kamis, akan dimakamkan 3 Januari mendatang.
"Dari putri beliau saya mendapat informasi, Oom Frans Seda (FS) meninggal sekitar pukul 05.00 subuh WIB di kediamannya di Pondok Indah, dan saat ini jenazahnya disemayamkan di rumah duka Jln Metro Kencana V/5 Pondok Indah, Jakarta Selatan," ungkap Dr Andreas H Pareira, politisi PDI Perjuangan yang mantan anggota Komisi I DPR RI, mewakili keluarga.
Ditambahkan, hingga saat ini, pihak keluarga masih sedang merundingkan tempat pemakaman, apakah di Jakarta atau diangkut ke Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Andreas H Pareira mengungkapkan, dengan meninggalknya Frans, Indonesia kembali kehilangan seorang putra terbaik, menyusul rekannya sesama pejuang, Gus Dur, yang menghembuskan nafas terakhir Rabu sore kemarin.
"Kita berbelasungkawa. Karena bangsa Indonesia berturut-turut kehilangan tokoh besarnya. Setelah Presiden ke-4 RI, Bapak KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kini tokoh intelektual-politisi Frans Seda berpulang pada hari Kamis (31/12). Inilah peristiwa tak terlupakan di penghujung tahun 2009 ini," ungkapnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Frans Seda (FS), menurut doktor ilmu politik ini, merupakan putra Indonesia berdarah Flores yang dikenal sebagai politisi intelektual segala zaman.
"Di zaman Bung Karno, FS adalah Ketua Partai Katolik, lalu sukses menjadi Menteri Perkebunan dan Menteri Keuangan. Sedangkan di zaman Orde Baru (Orba), FS menjabat Menteri Perhubungan, dan terakhir di-Dubes-kan, karena sikapnya yang keras terhadap rezim Soeharto," ujarnya.
Pada dua dekade terakhir masa Orba, demikian Andreas Pareira, FS lebih dikenal sebagai kolumnis kritis untuk bidang ekonomi-politik.
"FS juga dikenal sebagai lobyst bukan hanya di tingkat nasional, juga tingkat internasional. FS tercatat sebagai tokoh senior di belakang layar yang mendorong dan mendukung perjuangan Megawati Soekarnoputri," ungkapnya.
Itulah sebabnya, sampai akhir hayatnya, FS merupakan salah satu anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan.
"Sementara itu, di dunia pendidikan, FS meninggalkan Universitas Katolik (Unika) `Atma Jaya` sebagai warisan untuk generasi muda. Selamat jalan Oom Frans," tutur Andreas Pareira.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009