Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Taliban Pakistan hari Rabu mengklaim bertanggung-jawab atas serangan bom bunuh diri yang menewaskan 43 orang pada saat iring-iringan Syiah di Karachi dan mengancam melakukan serangan lebih lanjut.

Klaim itu disampaikan oleh salah seorang komandan paling diburu dalam gerakan Tehreek-e-Taliban (TTP), yang selama dua bulan ini menjadi sasaran ofensif militer di dekat perbatasan Afghanistan.

Serangan Senin di kota terbesar Pakistan itu terjadi pada saat peringatan Syiah Asyura dan menimbulkan kerusuhan yang menggarisbawahi tantangan keamanan yang dihadapi oleh negara yang berkekuatan nuklir itu.

Pemboman itu merupakan serangan yang paling banyak merenggut jiwa di Karachi dalam dua tahun ini dan salah satu serangan sektarian paling mematikan di Pakistan yang konservatif.

"Kami melakukan serangan bom bunuh diri di Karachi," kata Asmatullah Shaheen, seorang komandan penting militan yang berkantor di Waziristan Selatan, kepada AFP melalui telefon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan.

Shaheen menambahkan bahwa pihaknya akan melancarkan serangan-serangan lebih lanjut dan menyerang instalasi pemerintah.

Washington meningkatkan tekanan terhadap pemerintah sipil lemah Pakistan untuk menumpas kelompok-kelompok Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku perbatasan, dengan tujuan mencapai kemenangan dalam perang delapan tahun di Afghanistan.

Pakistan meluncurkan ofensif paling ambisius di kawasan suku pada Oktober lalu dengan melakukan pertempuran di tiga front terhadap TTP di pangkalan mereka di Waziristan Selatan, dimana militer mengklaim telah membunuh 663 militan.

Panglima senior AS Jendral David Petraeus mengatakan bulan ini bahwa operasi Pakistan telah "mendegradasi secara berarti" militan Taliban di kawasan suku, namun Islamabad masih harus memburu para pemimpin kelompok itu.

Keterlibatan TTP dalam serangan mematikan di Karachi, yang jaraknya ratusan kilometer dari markas mereka di kawasan suku, mengisyaratkan bahwa gerakan itu masih memiliki kemampuan potensial dan menimbulkan kekhawatiran mengenai kerusuhan sektarian di Pakistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009