Surabaya (ANTARA News) - Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mulai Kamis pagi sekitar pukul 08.00 WIB steril dari masyarakat menjelang pemakaman mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.


Hanya kerabat, tamu-tamu penting, dan para santri yang diizinkan masuk kompleks pesantren yang berada di pinggir Jalan Raya Jombang -Pare itu.


Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mulai meneliti satu-persatu orang-orang yang masuk area PP Tebuireng, termasuk wartawan.


Warga diarahkan menuju Masjid Ulul Albab di kampus Institut Keislaman Hasyim Asy'ari (IKH) Tebuireng atau sekitar 300 meter dari kompleks Pesantren Tebuireng.


Jenazah mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama itu akan disemayamkan di masjid itu untuk memberikan kesempatan masyarakat umum menyalatinya.


K.H. Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah mengatakan, setelah disemayamkan di Masjid Ulul Albab, jenazah kakaknya akan disemayamkan di masjid Tebuireng untuk memberikan kesempatan kepada keluarga, teman dekat, dan sejumlah ulama memberikan penghormatan terakhir kepada Gus Dur.


Dari masjid itu jenazah Gus Dur akan dibawa menuju makam yang berjarak sekitar 50 meter dari masjid itu. Menurut rencana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, akan menjadi inspektur upacara pemakaman.


Hingga saat ini sejumlah ulama dan tamu penting lainnya terus mengalir ke rumah Gus Sholah yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng yang berada di dalam kompleks pondok pesantren itu.


Para santri terus membaca surat Alikhlas sejak Rabu malam (30/12), hingga jenazah Gus Dur dimakamkan. Ritual ini lazim dilakukan kalangan santri dalam menyambut jenazah seorang ulama atau pengasuh pondok pesantren.


Sementara itu, di kompleks makam keluarga besar PP Tebuireng steril sejak liang lahat yang disiapkan untuk jenazah Gus Dur digali, Kamis pagi.


Makam Gus Dur berada di sebelah pusara kakeknya yang juga pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari. Di dekatnya, dimakamkan pula K.H. Wahid Hasyim (ayahanda Gus Dur), K.H. Yusuf Hasyim (paman Gus Dur), dan sejumlah keluarga besar PP Tebuireng.


Sementara itu, sejumlah personel bersenjata laras panjang dari Batalion Infanteri Raider disiagakan di Wisma Hadji Kalla yang berada di sebelah utara makam.


Para personel TNI Angkatan Darat yang mengenakan helm dan pakaian hitam-hitam itu disebar di sejumlah kamar di Wisma Hadji Kalla yang selama ini ditempati para santri.


Selain itu masih ada personel Yonif Raider berpakaian doreng-doreng bersenjata lengkap berkumpul di halaman Wisma Hadji Kalla.


Mereka meminta para santri yang masih berada di dalam kamarnya masing-masing dan di sekitar makam untuk menjauh dari lokasi pemakaman. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009