Pontianak (ANTARA News) - Sejumlah warga Tionghoa di Pontianak menggelar doa bersama di berbagai tempat ibadah maupun komplek permukiman untuk mendoakan KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur yang wafat di Jakarta, Rabu (30/12).
Warga Tionghoa tidak dapat melupakan jasa Gus Dur yang dengan tegas dan berani memulai langkah penting dalam kehidupan bernegara di Indonesia, kata Penasehat DPP MABT (Majelis Adat Budaya Tionghoa) Andreas Acui Simanjaya di Pontianak Kamis.
"Semua warga negara mesti mendapat perlakuan setara dan adil," katanya.
Gus Durlah yang mengumumkan pengakuan negara atas agama Kong Hu Cu, menghapus Surat Bukti Kewarganegaraan RI dan memasukkan Imlek sebagai hari libur nasional.
Ia menambahkan, sikap tegas dan pengakuan Gus Dur untuk memperlakukan warga Tionghoa sebagai bagian tidak terpisahkan dari Republik Indonesia merupakan langkah bersejarah yang tidak akan pernah dilupakan.
"Seorang pemimpin yang mempunyai pikiran terbuka, antidiskriminasi dan menghargai perbedaan umat manusia sebagai keagungan Sang Pencipta," kata Andreas.
Ia melanjutkan, pandangan Gus Dur yang humanis menjadi inspirasi bagi banyak pemimpin dunia. "Walaupun sebagian orang sulit menerima sikapnya yang terus terang dan apa adanya." (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009