tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga

Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak masyarakat, khususnya yang mampu untuk peduli dan membantu kehidupan para veteran yang rata-rata telah berusia lanjut.


"Saya rasa, setidaknya beginilah cara kita menghormati sesepuh-sesepuh kita. Dalam usia 75 tahun Indonesia merdeka, saya rasa ini waktu yang tepat (untuk membantu kehidupan para veteran, red)," katanya di Semarang, Rabu.

Hal tersebut disampaikan Ganjar saat berkunjung ke rumah seorang veteran bernama Kapten Sanjoto (90) di Jalan Belimbing, Peterongan, Kota Semarang.

Saat menerima kedatangan Gubernur Ganjar, Sanjoto menceritakan kisah-kisah heroik yang dialaminya saat berjuang melawan penjajah Belanda dan Jepang.

Veteran yang mengaku sudah memanggul senjata melawan penjajah pada usia 12 tahun itu nampak bangga memperlihatkan foto-foto masa mudanya, termasuk saat bertugas mengawal Presiden Soekarno hingga Jenderal Ahmad Yani.

Baca juga: Perintis kemerdekaan di Kota Kediri diberi santuan saat HUT RI

Baca juga: Ganjar undang veteran untuk menyampaikan pesan pada upacara HUT RI

Kendati demikian, di balik kisah heroik seorang Kapten Sanjoto, ada kisah pilu yang dirasakan yakni selama bertahun-tahun bersama keluarganya tinggal di sebuah rumah yang kondisinya kurang layak itu tanpa kejelasan.

Meski sudah ditembok, rumah Kapten Sanjoto sering bocor saat hujan dan beberapa bagian atap juga sudah ambrol, serta retak-retak.

Rumah tersebut menurut Kapten Sanjoto, dulunya adalah tempat persinggahan petinggi PKI, D.N Aidit, dimana ketika mendapat perintah untuk melakukan penggerebekan di rumah itu, dirinya tidak menemukan yang bersangkutan.


"Setelah itu, saya kan tinggal di hotel karena saya perwira, jadi tinggal di hotel. Komandan saya kemudian memberikan rumah itu kepada saya. Rumahnya rusak parah, kemudian saya dandani dan tempati sejak tahun 1969," ujarnya.

Sampai saat ini, status kepemilikan rumah yang ditempati Kapten Sanjoto bersama keluarga itu belum jelas dan sempat diurus hak atas rumah itu sejak 2004, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan.

"Saya hanya ingin, rumah ini menjadi tempat berlindung saya menikmati masa tua bersama keluarga," pintanya.

Mendengar cerita mengenai kehidupan Kapten Sanjoto, Ganjar langsung memerintahkan lurah dan camat yang mendampinginya untuk membantu mengurus.

"Beliau termasuk orang hebat, masih sehat dan sampai hari ini bisa menceritakan kisah perjuangannya saat gerilya melawan penjajah. Beliau juga menjadi pengawal Jenderal Besar Soedirman, pindah ke Tegal bersama Jenderal Ahmad Yani dan pernah mengawal Bung Karno. Kalau kita ingin mendengarkan cerita sejarah yang dilakukan pelaku, beliau ini veteran yang langka saat ini," katanya.

Ganjar mengaku mendengar ada rencana dan kabar baik rumah yang ditempati Kapten Sanjoto akan dihibahkan sehingga dirinya meminta tolong lurah dan camat untuk mengecek asetnya.

"Kalau memang punya Pemkot Semarang, maka bisa diberikan sesuai yang beliau pernah dengar, nanti saya akan bantu mendapatkannya," ujar Ganjar.

Politikus PDI Perjuangan itu juga terkesan dengan sikap Kapten Sanjoto sebab meski hidup pas-pasan, namun tidak pernah mengeluh.

"Saya terharu, beliau sama sekali tidak mengeluh, tidak merasa kekurangan dan selalu menerima dengan ikhlas. Tidak ada keluar kata-kata, saya sudah berjuang kok hidupnya begini, tapi sebagai generasi berikutnya termasuk pemerintah saat ini, harus ikut perhatian. Kisah perjuangan dan integritas yang ditunjukkan beliau sungguh-sungguh berkesan bagi generasi muda saat ini," katanya.

Baca juga: Pemerintah dinilai tidak perhatikan veteran

Baca juga: Jelang 17an, petugas halte TransJakarta kenakan kostum veteran

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020