Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan tingginya partisipasi pemilih dalam pemungutan suara 9 Desember 2020 mendatang di tengah pandemi COVID-19 ini menjadi ukuran keberhasilan pelaksanaan pilkada di Ibu Kota Jawa Tengah ini.
"Kami menghadapi situasi rumit di tengah pandemi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan tidak hanya mewujudkan pilkada yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil saja, tetapi juga partisipasi tinggi," kata wali kota saat rapat koordinasi persiapan Operasi Mantab Praja Candi 2020 tingkat Polrestabes Semarang, Rabu.
Ia menyebut banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya menyukseskan Pilkada Kota Semarang ini.
Menurut dia, ketidaktahuan warga soal pelaksanaan pilkada menjadi penyebab warga tidak datang ke TPS untuk memberikan suara.
"Perlu jejaring yang harus menyampaikan ke masyarakat," katanya.
Tantangan lain, kata dia, pandemi COVOD-19 yang menyebabkan masyarakat sensitif.
"Kalau ada yang iseng sedikit saja, orang tidak akan mau datang ke TPS," katanya.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu kekompakam para pemangku kewilayahan agar masyarakat yakin jika TPS yang akan digunakan aman, bersih, dan sehat.
Sementara Ketua KPU Kota Semarang Henry Casandra Gultom mengatakan partisipasi pemilih dalam dua kali pilkada terakhir selalu berada di bawah 70 persen.
"Tidak pernah sampai angka 70 persen," tambahnya.
Meski demikian, ia optimistis target partisipasi pemilih sebesar 77,5 persen pada pilkada serentak ini bisa terealisasi.
Baca juga: Hendi lawan kotak kosong?
Baca juga: Dapat info namanya di TPS Semarang, Mendagri minta pencabutan
Baca juga: KPU Kota Semarang ajukan anggaran Pilkada Rp71,5 miliar
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020