Gorontalo (ANTARA News) - Sejumlah saksi mata yang menyaksikan tawuran antar polisi dan mahasiswa Selasa (29/12) di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menyatakan bahwa polisi menangkap dan memukul siapa saja tanpa menanyakan identitas terlebih dahulu.
"Yang dipukuli itu bukan hanya mahasiswa, tapi juga Siswa SMA, pengemudi becak motor, bahkan masyarakat biasa," Kata Fajar, salah seorang saksi mata, Rabu.
Saksi mata lainnya, Ema mengungkapkan, tidak sedikit anggota polisi yang mendatangi tempat kos mahasiswa dan langsung memukuli siapa saja yang berada di dalamnya.
"Pokoknya main pukul, kemudian ditinggal begitu saja," ujarnya.
Tidak hanya tempat kos mahasiswa, polisi juga merusak dua warung internet di samping kampus, dan menghajar sejumlah penghuni di dalamnya.
"Padahal di dalamnya banyak anak SMA yang sedang main internet, ada juga seorang ibu yang nyaris dipukuli polisi, namun segera dihadang masyarakat," ujar Udin yang mengaku menyaksikan peristiwa itu.
Tawuran berlangsung sejak pukul 12.30 hingga pukul 18.00 dan berakhir setelah polisi menyerbu kampus, hingga meluas ke rumah-rumah penduduk dan tempat kos di sekitarnya.
Kapolda Gorontalo, Brigjen Sunarjono telah menyatakan permohonan maafnya kepada semua pihak yang dirugikan dan bersedia menanggung semua kerugian yang ada.
Tetapi, rektorat UNG dan seluruh perguruan tinggi di Gorontalo, akan menuntut dan melaporkan tindakan polisi itu ke Komnas HAM, kementerian terkait, dan Presiden RI. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009