Kantor berita Pyongyang Korean Central News Agency (KCNA) sebelumnya memberitakan pihak berwenang menahan Robert Park 24 Desember, yang menurut rekan-rekannya memasuki perbatasan itu dari China untuk memprotes penindasan yang terjadi di negara komunis itu.
"Pemerintah DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) mengkonfirmasikan pihaknya menahan seorang warga AS untuk diperiksa," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ian Kelly dalam sebuah pernyataan.
"Kami akan terus berusaha melalui kedutaan besar Swedia, negara yang melindungi kepentingan kami di Pyongyang , untuk mencari akses konsuler ke warga Amerika ini," kata kelly.
Di Pyongyang, Swedia mewakili urusan AS, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Korut.
Park, warga AS keturunan Korea, mengaku ia melihat satu bayangan dari Tuhan tentang pembebasan dan penyelamatan Korut , kara rekan-rekannya dan menambahkan Park melintasi perbatasan itu dengan berteriak "saya datang ke sini untuk mengumumkan kasih Tuhan".
Park, 28 tahun membawa sepucuk surat yang menyerukan pemimpin Korut Kim Jong Il membebaskan para tahanan politik, menutup kamp-kamp konsentrasi dan melakukan tindakan-tindakan untuk memperbaiki hak asasi manusia dan kondisi-kondisi di negara itu, kata para rekannya.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009