"Produk kita sudah pasti rawan terkena dumping, karena sekarang saja produk perikanan China masih banyak yang terkena dumping di negara-negara tujuan ekspor kita," katanya.
Belajar dari pengalaman tahun 2005 saat Indonesia terkena dumping reekspor udang China, hal sama sangat mungkin terjadi ketika produk perikanan Cina membanjiri Indonesia setelah FTA berlaku.
China sangat kuat dalam budidaya perikanan terutama udang, sementara Indonesia selama ini bersusah payah melewati persyaratan ekspor Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Uni Eropa, sehingga perlu berhati-hati menyikapi FTA.
Ia mengapresiasi penetapan larangan impor udang spesies tertentu yang dikeluarkan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan bersama Menteri Perdagangan dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen) tertanggal 23 Desember 2009.
Namun demikian, penghentian impor udang tersebut juga dilakukan untuk induk udang vaname yang selama ini diimpor dari AS.
Belajar dari pengalaman tahun 2005 saat Indonesia terkena dumping reekspor udang China, hal sama sangat mungkin terjadi ketika produk perikanan Cina membanjiri Indonesia setelah FTA berlaku.
China sangat kuat dalam budidaya perikanan terutama udang, sementara Indonesia selama ini bersusah payah melewati persyaratan ekspor Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Uni Eropa, sehingga perlu berhati-hati menyikapi FTA.
Ia mengapresiasi penetapan larangan impor udang spesies tertentu yang dikeluarkan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan bersama Menteri Perdagangan dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen) tertanggal 23 Desember 2009.
Namun demikian, penghentian impor udang tersebut juga dilakukan untuk induk udang vaname yang selama ini diimpor dari AS.
"Kalau ternyata yang dilarang cuma udangnya tapi bukan induk udangnya ya percuma," katanya.
Dia mengatakan, pemberlakuan FTA ASEAN-Cina juga akan semakin mengancam daya saing produk perikanan Indonesia, mengingat produk olahan perikanan Cina berharga lebih murah.
Berdasarkan analisis data UN Comtrade 2009, Suhana menyebutkan impor perikanan Indonesia tahun 2007 hanya 45,4 juta dolar AS, sedangkan tahun 2008 bernilai 105,76 juta dolar AS. Hal itu menunjukan impor Indonesia meningkat 57,08 persen.
Sementara berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Juni 2009, nilai impor perikanan Indonesia telah mencapai 72,68 juta dolar AS atau melebihi 50 persen dari impor perikanan tahun 2008.
Sedangkan untuk ekspor, BPS mencatat nilai ekspor perikanan hingga bulan Juni mencapai 830,42 juta dolar AS. Sementara total nilai ekspor perikanan tahun 2008 UN Comtrade mencatat mencapai 1,96 miliar dolar AS. (*)
Berdasarkan analisis data UN Comtrade 2009, Suhana menyebutkan impor perikanan Indonesia tahun 2007 hanya 45,4 juta dolar AS, sedangkan tahun 2008 bernilai 105,76 juta dolar AS. Hal itu menunjukan impor Indonesia meningkat 57,08 persen.
Sementara berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Juni 2009, nilai impor perikanan Indonesia telah mencapai 72,68 juta dolar AS atau melebihi 50 persen dari impor perikanan tahun 2008.
Sedangkan untuk ekspor, BPS mencatat nilai ekspor perikanan hingga bulan Juni mencapai 830,42 juta dolar AS. Sementara total nilai ekspor perikanan tahun 2008 UN Comtrade mencatat mencapai 1,96 miliar dolar AS. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009