Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Rabu, menegaskan, persoalan infotainmen adalah masalah nasional yang harus segera diselesaikan karena menyangkut martabat dan moralitas bangsa.
"Yang diharamkan oleh sebagian ulama adalah konten atau isi infotainmen yakni `ghibah` (membicarakan keburukan orang lain) dan `namimah` (menghasut atau mengadu domba sehingga menimbulkan permusuhan)," katanya dalam Pertemuan Nasional Tokoh Ormas Islam dan Lembaga Dakwah di Jakarta, Rabu.
Menurutnya, ada dua hal yang harus dicermati yakni adanya korban untuk keluarga yang digosiopkan dan kedua tayangan itu mengajari kejelekan kepada publik.
"Publik diajarkan bahwa masalah selingkuh, cerai, gosip tidak apa-apa," katanya.
Dampak negatif tayangan infotainmen luar biasa besar terhadap masyarakat, seperti naiknya angka perceraian menjadi 10 kali lipat, serta kecenderungan seks bebas tak tertahankan.
"Celakanya berbagai kejelekan yang ditimbulkan dari tayangan infotainmen itu justru dinikmati oleh pemilik modal yang hanya beberapa orang saja," ujarnya seraya mengingatkan, tidak mudah melawan infotainmen karena ada bisnis besar di belakangnya.
Meski demikian, KH Hasyim Muzadi mendorong langkah kongkret berupa koordinasi dengan seluruh ormas Islam dan tokoh lintas agama untuk membahas masalah itu.
"Ini (isi tayangan infotainment) dilarang semua agama, bukan hanya Islam," katanya.
Hasyim menyatakan, pembahasan soal infotainmen harus melibatkan DPR RI, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) serta pihak terkait lainnya.
Berseberangan dengan Hasyim, Dirjen Bimas Islam Depag Nasaruddin Umar menilai tidak semua isi tayangan infotainmen negatif.
"Semua yang negatif harus dihentikan, tetapi kan ada juga yang positif, seperti artis ibadah, berdakwah dan sebagainya. Selain itu, banyak penyanyi dan grup band yang menciptakan lagu-lagu religius yang bagus untuk umat," katanya.
Nasaruddin sependapat bahwa hal-hal negatif seperti menggunjing, membuka aib orang, dan adu domba, harus ditinggalkan namun hal yang positif bisa dikembangkan.
"Agama mana pun tidak senang dengan gunjingan, membuka aib orang, atau mengadu domba. Depag menyikapi aspirasi masyarakat dengan memfasilitasi konsolidasi pimpinan umat," katanya. (*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009