Kita harus menempuh cara yang inovatif, kalau perlu revolusioner, dan itu anak-anak muda yang mempunyai kekuatanJakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan pentingnya mengubah keunggulan bonus demografi yang dimiliki Indonesia sekarang ini menjadi bonus kesejahteraan.
Hasto mengatakan dalam webinar Keluargaku Indonesiaku di Jakarta, Selasa, bahwa bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini harus betul-betul dimanfaatkan dan membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih sejahtera.
Bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif di suatu negara lebih banyak ketimbang penduduk usia tidak produktif seperti anak-anak dan lansia.
Namun, ia menekankan bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini harus diiringi dengan peningkatan produktivitas.
Ia memprediksi puncak bonus demografi akan terjadi pada 2024 dan berakhir pada 2045.
Menurut dia, cara mengubah bonus demografi agar menjadi bonus kesejahteraan dengan mengubah penduduk Indonesia menjadi lebih berkualitas.
Perubahan itu, kata dia, bisa dilakukan dengan intervensi dari level keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil dalam suatu negara.
"Oleh karena itu, peran keluarga menjadi sangat penting, dalam melakukan transformasi ini," jelas dia.
Baca juga: COVID-19 dikhawatirkan BKKBN berdampak lahirkan SDM kurang berkualitas
Hasto juga menyebut bonus demografi yang lebih banyak diisi oleh anak muda harus dilakukan dengan perubahan pola pikir untuk membuat gebrakan dalam berbagai hal.
"Kita harus menempuh cara yang inovatif, kalau perlu revolusioner, dan itu anak-anak muda yang mempunyai kekuatan," kata dia.
Namun, Hasto juga mengingatkan bahwa bangsa Indonesia juga tidak melupakan sejarah yang telah dibuat para sesepuh dan pendahulu, di mana bonus demografi yang didapatkan Indonesia saat ini hasil perjuangan pemimpin bangsa pada era terdahulu.
Ia menyebut Prof DR Haryono Suyono yang menjabat sebagai Kepala BKKBN sejak 1993 hingga 1998 berperan besar dalam program keluarga berencana pada masanya yang menghasilkan bonus demografi saat ini.
Haryono pun berharap bonus demografi yang didapatkan Indonesia saat ini harus dikawal dengan baik.
Dia meminta pemerintahan bergotong royong bersama dengan masyarakat dan pengusaha melakukan pemberdayaan keluarga.
Haryono yang pernah menjabat sebagai Menko Kesra periode 1998-1999 tersebut berharap, BKKBN juga membantu pemerintah daerah hingga level kecamatan dan kelurahan untuk mengembangkan kegiatan serta menyiapkan masyarakat yang mandiri.
Baca juga: BKKBN: Hari Kemerdekaan harus jadi momentum perubahan pola pikir
Baca juga: Survei BKKBN: 97,7 persen suami-istri saling menguatkan saat pandemi
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020