Salah seorang pedagang di pasar tradisional Mandalika Mataram, Ramli, Selasa, menyebutkan,harga beras C4 dari Rp6.200 naik menjadi Rp6.500 per kilogram (kg).
"Saya tidak tahu penyebab kenaikan, yang jelas kita juga membeli dengan harga yang tinggi dari pedagang pengumpul. Ini naiknya juga sudah dua kali," ujarnya.
Ia mengaku kesulitan memperoleh persediaan dari para pedagang pengumpul untuk dijual di pasaran karena pedagang pengumpul berasalan saat ini tidak tersedia stok dalam jumlah banyak terkait dengan minimnya petani yang panen padi.
"Beras yang dijual saat ini masih stok yang dibeli beberapa waktu lalu. Saya sudah mencoba menghubungi beberapa pedagang pengumpul di wilayah Lombok Barat tetapi katanya stok masih kosong," ujarnya.
Selain harga beras yang melambung, beberapa kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan seperti gula pasir dari Rp10.500 naik menjadi Rp12.500 per kg, bawang merah jadi Rp11.700 dari Rp10.300 per kg, dan bawang putih dari Rp12.000 menjadi Rp22.000 per kg.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, H. Hery Erpan Rayes mengatakan, naiknya harga beberapa jenis kebutuhan pokok tersebut karena dampak psikologis dari meningkatnya permintaan konsumen sebelum perayaan Natal dan menjelang Tahun Baru 2010.
"Ini hanya dampak psikologis saja, kemungkinan berlangsung dalam beberapa hari saja, setelah itu harga akan normal kembali karena stok kebutuhan pokok di daerah ini masih mencukupi," ujarnya.
Ia mengatakan, stok beberapa jenis kebutuhan pokok di NTB masih dinilai aman, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya kelangkaan dengan cara membeli barang dalam jumlah banyak atau melebihi kebutuhan.
Jumlah stok kebutuhan pokok seperti gula pasir yang ada di enam pedagang gula antar pulau terdaftar (PGAPT) di NTB, saat ini mencapai 97,35 ton, tepung terigu 198 ton, minyak goreng tanpa merek sebanyak 11,70 ton dan minyak goreng kemasan bermerek 1.860 dus.
"Sementara stok beras juga masih cukup banyak. Ini informasi yang kami peroleh dari Depot Logistik (Dolog) NTB, pada rapat koordinasi beberapa waktu lalu," ujar Rayes tanpa menyebutkan total stok beras yang tersedia.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009