Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan, rupiah pada 2010 diperkirakan akan dapat mencapai Rp9.000 per dolar, namun tidak akan berlangsung lama karena Bank Indonesia (BI) tidak menginginkannya.

BI mempunyai kepentingan juga agar rupiah tidak terlalu menguat sehingga akan segera menahannya agar dolar tidak terlalu melemah, katanya di Jakarta, Selasa.

Direktur Currency Management Group menyatakan, apabila rupiah menguat dengan masuknya capital inflows (arus modal) ke pasar uang, maka posisi paling nyaman ada di level Rp9.300 per dolar AS.

"Kami optimis rupiah akan berada di level Rp9.300 per dolar AS sejalan dengan makin tumbuhnya ekonomi di dalam negeri yang diperkirakan mencapai 5,5 persen," katanya.

Ia mengatakan, rupiah sulit menguat, namun kalau merosot cenderung mudah, karena pasar uang Indonesia mudah diatur oleh pelaku asing yang memiliki modal lebih kuat.

Mata uang Indonesia sebelumnya sempat mencapai Rp9.365 per dolar, namun segera terpuruk di atas angka Rp9.400 per dolar bahkan sempat di atas angka Rp9.500 per dolar minggu ketiga bulan Desember, katanya.

Rupiah dua bulan lalu, lanjut dia bergerak naik maupun turun hingga posisinya di kisaran Rp9.450 sampai Rp9.500 per dolar, karena Bank Indonesia (BI) menjaganya agar mata uang itu tidak berada di luar kisaran tersebut.

BI mempunyai kepentingan terhadap dolar, apabila rupiah menguat terlalu tajam maka akan mengganggu pendapatan yang diperoleh dalam bentuk dolar, katanya.

Sementara itu, pengamat pasar uang lainnya, Edwin Sinaga mengatakan, rupiah mempunyai peluang untuk menguat lagi tahun depan, karena Indonesia dianggap pasar potensial oleh pelaku asing.

Dirut PT Finan Corpindo Nusa ini mengatakan, rupiah saat ini tidak akan berada jauh di kisaran Rp9.400 hingga Rp9.500 per dolar.

Apalagi sisanya yang tinggal beberapa hari saja pada akhir tahun ini tidak akan dapat mendorong rupiah menguat hingga mencapai angka Rp9.400 per dolar, ucapnya.

Pasar uang maupun pasar saham Indonesia masih diminati pelaku asing, meski mereka mengkhawatirkan dampak kasus Bank Century terhadap perekonomian dan pasar ekuitas.

"Kami ingin kasus Century dapat diselesaikan dengan cepat, sehingga program pemerintah terhadap ekonomi akan berjalan dengan baik," katanya.(*)

Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009