Semarang (ANTARA News) - Persediaan akhir beras nasional pada tahun 2009 ini mencapai 1,7 juta ton, demikian Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Semarang, Selasa..
"Persediaan sebanyak itu mampu memenuhi kebutuhan penduduk Indonesia hingga enam bulan ke depan," kata Sutarto.
Menurut dia, besarnya jumlah persediaan beras ini justru menimbulkan permasalahan baru. "Akan dikemanakan cadangan beras sebesar ini," katanya.
Masalah lain, kata dia, tingginya persediaan akhir beras ini menyebabkan sebagian besar gudang Bulog yang tersebar di berbagai wilayah terisi penuh sehingga berdampak terhadap kualitas beras yang disimpan.
Menurut dia, semakin besar persediaan beras, semakin lama beras didistribusikan, sehingga berdampak terhadap berkurangnya kualitas beras yang akan didistribusikan, terutama beras untuk rakyat miskin.
Ia menuturkan, kemungkinan ada upaya komersialisasi persediaan beras berlebih ini, misalnya untuk memenuhi bahan baku industri tepung atau bihun.
Ia mengungkapkan, besarnya surplus beras tersebut tidak lepas dari peningkatan produksi komoditas ini pada tiga tahun terakhir ini, dimana pada 2009 produksi gabah kering giling saja mencapai 63,8 juta ton.
Adapun pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog pada tahun 2009 mencapai 3,6 juta ton.
Optimalisasi beras dalam negeri ini ditempuh dengan cara memenuhi cadangan pangan nasional. (*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009