Kaneohe, Hawaii (ANTARA News/AFP) - Presiden AS Barack Obama, Senin, benar-benar mengutuk tindakan keras Iran terhadap para pengunjuk rasa dan meminta pemerintah Islam itu untuk membebaskan dengan segera orang-orang "yang ditahan dengan tidak adil".

"AS ikut dengan masyarakat internasional dalam mengutuk dengan keras penindasan hebat dan tak adil atas warga Iran yang tak bersalah itu," kata Obama di Hawaii, tempat ia sedang liburan.

"Kami meminta pembebasan segera semua orang yang telah ditahan secara tidak adil di Iran," tegas Obama.

Obama berjanji untuk berdiri di belakang warga Iran dalam "kejadian-kejadian luar biasa", dan mengatakan bahwa ia "percaya sejarah akan berada di pihak orang-orang yang mencari keadilan".

Namun ia menyatakan bahwa kejadian-kejadian itu "tidak berkaitan dengan AS", yang dijelek-jelekkan oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad --yang bergaris keras, atau "negara lain".

"Ini mengenai rakyat Iran dan aspirasi mereka akan keadilan dan kehidupan yang lebih baik bagi mereka sendiri," jelas Obama.

"Keputusan pemimpin Iran untuk memerintah melalui ketakutan dan tirani tidak akan berlanjut," katanya. "Itu menceritakan ketika pemerintah takut aspirasi rakyat mereka sendiri lebih dari kekuatan negara lain."

Laman Internet oposisi mengatakan sedikitnya delapan orang tewas dalam bentrokan sengit setelah ribuan orang turun ke jalan, guna memperbarui penentangan terhadap Ahamdinejad, yang kembali berkuasa melalui pemilihan yang diperselisihkan dengan semangat Juni.

Pasukan keamanan telah membalas dengan kekuatan meskipun ada ketaatan Muslim Syiah pada hari Asyura yang mereka sucikan, untuk menandai tewasnya Imam Hussein pada abad ketujuh.

"Selama berbulan-bulan, rakyat Iran tidak mengusahakan apapun lebih dari untuk menggunakan hak mereka," kata Obama.

"Setiap saat mereka bertemu dengan kepalan tangan besi kekejaman, bahkan pada kesempatan yang khidmat dan hari suci."

"Setiap waktu, dunia menyaksikan dengan ketakjuban yang mendalam pada keberanian dan keyakinan rakyat Iran yang merupakan bagian dari peradaban besar dan kekal Iran."(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009