Padang (ANTARA News) - Sumatra Barat (Sumbar) kehilangan sekitar 500 unit kamar penginapan akibat roboh, rusak berat dan ringannya sejumlah hotel di daerah ini oleh gempa 7,9 SR yang terjadi 30 September 2009.

Dari belasan hotel yang robah dan rusak serta terhenti beroperasi baik jangka panjang atau jangka pendek telah menyebabkan sekitar 500 unit kamar penginapan di Sumbar hilang (rusak) pascagempa, kata Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumbar, James Hellywar kepada ANTARA di Padang, Senin.

Hilangnya kamar penginapan itu karena rusak dan robohnya beberapa hotel seperti The Ambacang Hotel, Bumiminang, Mariani, Nuansa, Hayam Huruk, Dippo, sebagian bangunan Hotel Natour Muara dan Mariani`s hotel dan beberapa hotel serta penginapan lainnya akibat gempa.

Menurut dia, banyaknya kamar yang hilang, jelas berdampak pada penyediaaan akomodasi di Sumbar, termasuk bagi tamu wisatawan.

Terkait jauh berkurangnya kamar yang bisa ditawarkan kepada tamu, diharapkan kepada hotel yang masih menyediakan kamar dan tidak mengalami kerusakan, James mengharapkan, pengelola hotel tersebut tidak menaikan harga kamar.

Terkait hal ini, Disbudpar sudah mengharapkan dan meminta Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumbar tidak menaikan harga kamar pasca gempa, tambahnya.

Selain itu, bagi pengusaha perhotelan yang mengalami kerugian karena rusak atau tidak beroperasinya lagi hotel mereka, Disbudpar juga telah mengimbau kepada Menteri Keuangan, Bappenas dan pihak terkait untuk memberikan kemudahan bagi mereka terkait kredit perbankan mereka, atau pemberian modal baru.

Mereka telah menjadi korban dan diharapkan ada keringan bagi mereka terkait kewajiban perbankan, tambahnya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009