Manado (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono, Senin, meninjau proyek air bersih yang didanai Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Kema III Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Dalam kunjungan tersebut, Wapres Boediono didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar.

Dalam kunjungan itu Wapres Boediono, melakukan ujicoba dengan membuka keran air yang berada di bak penampungan dan melihat kondisi air tersebut.

"Jernih dan segar air tersebut," kata Boediono usai melakukan ujicoba tersebut.

Sebelum peninjauan itu, Boediono melakukan tatap muka dan dialog dengan masyarakat dan tokoh masyarakat Minahasa Utara (Minut).

Dalam dialog tersebut, Kepala Desa Kema III, Munawar mengatakan, penduduk desa tersebut sangat merasakan manfaat dari BLM PNPM Mandiri Perdesaan yang diberikan pemerintah.

"Adanya PNPM itu masyarakat dapat menikmati air bersih," katanya

Munawar mengatakan, penduduk Desa Kema III Kecamatan Kema Kabupaten Minut sebanyak 3.523 jiwa dengan 995 Kepala Keluarga dan sebagian besar atau sekitar 90 persen penduduknya bekerja sebagai nelayan.

Selama 25 tahun terakhir masyarakat di Kema III untuk mendapatkan air bersih sangat sulit atau harus dengan cara membeli.

Sejak tahun 1983 harga air tersebut dijual mulai dari Rp500 per galon kemudian naik Rp1.000 per galon dan menjadi Rp1.500 per galon.

Pada tahun 2008, Desa kema III mendapatkan proyek air bersih melalui PNPM tersebut dengan anggaran sekitar Rp232 juta serta ditambah swadaya masyarakat sekitar Rp11 juta.

Sekarang ini masyarakat Kema III,sudah dapat menikmati dan merasakan manfaat air bersih itu selang lima bulan terkahir ini atau sejak Agustus 2009.

"Berharap agar PNPM Mandiri ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan, supaya masyarakat semakin maju," katanya.

Wapres Boediono mengatakan, merasa senang masyarakat Desa Kema III tersebut dapat menikmati air bersih selang lima bulan terakhir.

"Diharapkan PNPM itu dapat terus dilakukan di desa tersebut untuk kegiatan lainnya," kata Boediono.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009