instrumen kebijakan perusahaan untuk menggerakkan sumber daya di sektor pertanian
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Kaltim sebagai anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero), mengembangkan Program Kemitraan Pertanian Terpadu (PKPT) sebagai upaya menggerakkan sumber daya sektor pertanian agar lebih berdaya saing.
"Pupuk Kaltim hadir melalui program PKPT ini, bisa juga disebut sebagai agrisolution, sebagai sebuah instrumen kebijakan perusahaan untuk menggerakkan sumber daya di sektor pertanian," ujar Sekretaris PKPT Pupuk Kaltim Hilmi Syarif dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjut dia, program itu juga dapat meningkatkan produktivitas petani dengan hasil maksimal sekaligus memberi pemahaman, bertani itu bagian dari kegiatan bisnis.
Ia mengatakan program PKPT berbeda dengan demonstration plot (demplot) karena bersifat kerjasama yang melibatkan stakeholders dari berbagai pihak.
"Kalau demplot murni dilaksanakan mandiri oleh Pupuk Kaltim tanpa menggandeng pihak lain, tapi kalau program ini melibatkan banyak pihak," kata Hilmi.
Ia mengemukakan pilot project PKPT dilakukan di Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember di atas lahan 2 hektare mencatat total produksi 10,7 ton/ha atau naik 3,7 ton dari sebelumnya 7 ton/ha. Seiring keberhasilan itu, program PKPT tahap dua rencananya masih dilaksanakan Pupuk Kaltim di Kabupaten Jember.
Saat ini sudah lebih dari 100 petani dari berbagai Kecamatan yang tergabung dalam kelompok tani mendaftarkan diri menjadi peserta program PKPT.
"Rencananya program ini juga akan dilaksanakan di seluruh wilayah distribusi Pupuk Kaltim, sehingga petani bisa lebih produktif dalam mendukung ketahanan pangan. Pendaftaran dibuka melalui kantor perwakilan Pupuk Kaltim atau melalui distributor Pupuk Kaltim di masing-masing daerah," papar Hilmi.
Ia mengatakan dengan program ini, Pupuk Kaltim memfasilitasi petani dengan sejumlah pihak yang terlibat, guna mendukung masa tanam yang dilaksanakan.
Hilmi menyampaikan untuk pembiayaan pengadaan pupuk mulai awal musim tanam, Pupuk Kaltim menghubungkan petani kepada distributor untuk kepastian pasokan dengan perjanjian pembayaran saat panen dan bisa diakses dengan cepat.
Selain itu, lanjut dia, petani juga dihubungkan dengan perbankan atau sumber pendanaan lainnya untuk kemudahan permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan dibayar saat panen.
Begitu pula untuk pendampingan, Pupuk Kaltim terlibat mulai dari persiapan lahan, pengolahan dan pemupukan berimbang, dilanjutkan pendampingan pemilihan bibit tanaman hingga proses panen didukung Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Pemerintah Daerah untuk aplikasi teknologi pertanian.
Untuk perjanjian pembelian oleh offtaker, hasil produksi akan dihargai lebih tinggi melalui skema harga pasar ditambah nilai faktor.
"Artinya, penjualan gabah akan dibeli berdasarkan harga pasar saat panen ditambah hasil kesepakatan antara petani dengan offtaker, sehingga penjualan hasil panen bisa lebih tinggi dari sebelumnya, karena padi yang dihasilkan jauh lebih baik," kata Hilmi.
Hilmi mengatakan beberapa pihak telah menyatakan diri ikut berpartisipasi pada program ini, seperti penjamin permodalan pupuk dari perbankan BUMN.
Baca juga: Pupuk urea bersubsidi di Jember menipis jelang musim tanam
Baca juga: Pupuk Kaltim paparkan ketersediaan stok pupuk subsidi sesuai E-RDKK
Baca juga: Pupuk Kaltim siapkan pupuk non subsidi petani antisipasi kelangkaaan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020