Pemuda yang bertugas sebagai pembawa bendera menyerahkan kain merah putih kepada penjaga menara, Melky, yang kemudian memanjat salah satu tiang tertinggi di pulau yang berhadapan dengan Singapura itu.
Proses pengibaran diiringi lagu Indonesia Raya, sebagaimana biasa.
"Ini merupakan inisiatif pemuda Kampung Bugis Batu Gajah, Belakangpadang," kata panitia upacara, Bram.
Baca juga: Upacara HUT ke-75 RI secara daring dapat penghargaan rekor dunia
Baca juga: Pemprov Papua: Tidak ada tamu dari PNG hadiri upacara HUT RI
Uniknya, Melky yang berasal dari Papua, mengenakan pakaian adatnya saat memanjat dan mengibarkan bendera.
"Kerja Oom Melky memang memanjat. Kalau kami pemuda yang memanjat, takut. Karena dia ahlinya, kami serahkan saja pada yang ahli. Kami pembawa bendera kasih ke Oom Melky terus dia yang memanjat," cerita Bram.
Melky sendiri telah menetap di Pulau Belakangpadang selama lebih dari 10 tahun.
Upacara diikuti sekitar 15 orang pemuda pulau, dan dihadiri pengurus RT dan RW setempat. Pihak kelurahan dan kecamatan tidak dapat hadir karena menghadiri acara di pulau utama, Pulau Batam.
"Upacara diikuti petugas lengkap, ada pemimpin upacara, pembina, pembaca UUD, dirigen," kata dia.
Peserta upacara memang sedikit, karena panitia tetap ingin menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak.
Ia bercerita, seyogyanya upacara dilaksanakan di laut saat gelombang sedang surut.
Namun, karena hingga sore air laut tetap pasang, maka dicari alternatif tempat upacara lain. Maka dipilih tanah lapang dekat kampung, yang ada menara tempat mengibarkan bendera.
Terpisah, Camat Belakangpadang Yudi Admaji turut mendukung kreatifitas anak pulau tempatan.
"Yang unik upacara di salah satu RW di Belakangpadang, Kampung Bugis Batu Gajah, warga mengibarkan bendera di tower radio," kata dia.*
Baca juga: Badui Muslim gelar upacara HUT Kemerdekaan di kaki gunung kendeng
Baca juga: Warga pesisir Tanjungpinang peringati HUT RI di kelong
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020