Kabul (ANTARA News/AFP) - Kedatangan puluhan ribu tentara tambahan AS di Afghanistan untuk memerangi kelompok Taliban, hanya akan memperbanyak tewasnya tentara asing, dan ini tambahan tekanan bagi para pemimpin negara Barat untuk mencari jalan keluar secara bersama, kata para penjabat.

Gerilyawan Taliban berperang untuk menumbangkan pemerintah Kabul dan berjanji akan mengembalikan Afghanistan ke dalam `tungku perang`, meningkatkan serangan-serangan dan mengirim lebih banyak lagi para pejuang untuk mengusir tentara Barat.

Panglima militer Barat memperingatkan, tentara tambahan akan menambah banyak kematian, sebab itu mereka akan berusaha membantu pasukan keamanan Afghanistan untuk melakukan perang sendiri.

Pemimpin Taliban meyakini akan berpangkalan di Pakistan, memainkan kata-kata perang, dengan menjanjikan peningkatan serangan mereka.

"Dengan datangnya pasukan baru, maka pertempuran akan makin diperpanjang dan ditingkatkan," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, kepada AFP melalui telepon dari satu lokasi yang tidak disebutkan.

Pasukan gerilya akan menyerang pasukan asing, di samping pasukan Afghanistan sekutunya, melalui serangan-serangan bunuh diri, bom pinggir jalan dan pertempuran saling berhadapan, katanya.

"Mereka akan membawa Afghanistan ke dalam `tungku perang` khususnya bagi pasukan asing," tegasnya.

Musuh ekonomi Amerika itu akan membatasi sumber-sumber untuk pasukan yang memerangi Taliban, dengan akses dana dari tiga miliar dolar per tahun industri opium Afghanistan, dan para pejuang dari Pakistan, kata analis politik, Ahmed Sayedi.

Selain uang obat terlarang itu, menurutnya, rakyat di Timur Tengah dan negara-negara Arab juga memberi sumbangan kepada Taliban, sedangkan negara-negara tetangga Pakistan dan Iran, mempersenjatai mereka.

"Taliban memiliki jaringan pendukung besar, tetapi 30.000 tentara AS yang datang ke Afghanistan, akan menjadi korban dari tantangan untuk mendapatkan dana melalui Senat," ujarnya.

Jumlah tentara asing yang tewas selama 2009 kini hampir mendekati dua kali lipat dibanding tahun laku, yang mencapai lebih dari 500 orang, jika dibandingkan 295 orang pada 2008.

Hampir 40.000 tentara dijadwalkan akan tiba beberapa bulan mendatang, untuk memperkuat 113.000 tentara asing yang bertempur berdasarkan komando AS dan NATO.

Banyak tentara asing yang meninggal karena disebabkan bom pinggir jalan, atau bom rakitan yang murah dan mudah memakainya. Bom-bom itu ditanam di pinggir jalan dan diledakkan dengan remot kontrol pada saat kendaraan militer AS lewat.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009