Peshawar (ANTARA News/AFP) - Para gerilyawan, Minggu, meledakkan bom di rumah seorang pejabat d distrik suku Pakistan menewaskan dia dan lima anak-anak yang sedang tidur, kata para pejabat.
Tidak ada yang mengaku bertanggungjawab dan tidak jelas apakah Taliban atau kelompok garis keras lainnya atau kelompok Syiah berada di belakang serangan di pinggir kota Sadda yang berpenduduk mayoritas kaum Sunni, di distrik Kurram yang didominasi kaum Syiah.
Daerah terpencil itu adalah bagian dari daerah semi otonomi Pakistan di perbatasan Afghanistan yang para pejabat Amerika Seikat sebut sebagai tempat paling berbahaya di dunia dan tempat persembunyian anggota kelompok Al Qaida.
"Orang-orang tidak dikenal meletakkan dinamit di sekitar rumah itu dan meledakkannya antara pukul 02:00 waktu setempat (04:00WIB) dan pukul 03:00 dan rumah itu hancur," kata Abab Ali, seorang pejabat pemerintah di ruang kendali utama Kurram kepada AFP melalui telepon.
"Seorang pejabat pemerintah, seorang putranya dan empat anggota keluarga lainnya tewas dan para anggota keluarga lainnya cedera," katanya.
"Selain pejabat itu , mereka yang tewas adalah anak-anak berusia lima sampai 11 tahun.. Kami tidak tahu apakah Taliban, teroris atau kelompok garis keras Syiah bertanggung jawab," tambahnya.
Seorang penduduk lokal mengkonfirmasikan bahwa pejabat itu dan lima anak-anak tewas ketika mereka tidur di desa Mosu Zai di pinggiran kota Sadda lebih dari 200km barat daya kota Peshawar.
"Tiga kamar rumah itu, tempat orang-orang ini tidur hancur total. Seorang anak perempuan juga cedera," katanya kepada AFP.
Serangan itu terjadi saat kelompok Syiah memperingatii ulang tahun pembunuhan Imam Hussein oleh tentara kalifa Yazid dari Sunni tahun 680.
Kaum Syiah merupakan 20 persen dari 167 juta penduduk Pakistan yang sebagian besar menganut faham Sunni.
Lebih darr 4.000 orang tewas akibat meletusnya kerusuhan sektarian di Pakistan sejak akhir tahun 1980-an.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009