Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya lima orang tewas pada hari Sabtu ketika Rudal dari sebuah pesawat tak berawak AS menghantam sebuah kompleks yang diduga gerilyawan di daerah suku di bagian baratlaut Pakistan, beberapa pejabat mengatakan.
Rudal itu menghantam sebuah rumah di desa Saidgi di daerah suku Waziristan Utara, yang berbatasan dengan Afghanistan, ujar pejabat-pejabat itu.
"Dua rudal menghantam sebuah rumah, lima gerilyawan tewas," jelas seorang pejabat intelijen pada AFP.
Pejabat keamanan lainnya membenarkan adanya serangan pesawat mata-mata itu dan jumlah korbannya, serta menambahkan bahwa rumah tersebut milik seorang anggota suku setempat bernama Asmatullah, yang ia katakan memiliki hubungan dengan gerilyawan Taliban.
Beberapa warga menuturkan bahwa para anggota suku telah mengepung kompleks sekitar rumah itu dan menyisir reruntuhan.
Serangan pesawat mata-mata Sabtu itu paling tidak merupakan yang ketiga kali sejak 17 Desember di Waziristan Utara. AS makin mendesak pemerintah Pakistan untuk membongkar jaringan ekstrimis di sepanjang perbatasan Afghanistan.
Waziristan Utara penuh dengan gerilyawan Taliban, pejuang al Qaida dan anggota jaringan Haqqani, kelompok berpengaruh yang terkenal karena melakukan serangan terhadap tentara asing di Afghanistan.
Waziristan Utara bertetangga dengan Wazristan Selatan, tempat Pakistan memusatkan serangan paling ambisiusnya terhadap gerilyawan Taliban, dengan mengirim sekitar 30.000 tentara ke wilayah itu pada 17 Oktober.
Militer telah melancarkan banyak serangan tahun ini terhadap Taliban dan kelompok garis keras lainya di daerah suku semi-otonomi itu, tapi sejauh ini Waziristan Utara menyaksikan hanya serangan udara terbatas dan bukan serangan darat besar.
Media AS melaporkan bahwa Gedung Putih telah mengizinkan CIA untuk memperluas penggunaan pesawat mata-mata di Pakistan untuk menyerang yang diduga anggota Taliban dan al Qaida.
Sejak Agustus 2008, sedikitnya 69 serangan seperti itu, termasuk serangan Sabtu, telah menewaskan sekitar 647 orang. Sulit untuk memastikan identitas orang-orang yang tewas itu sementara militer AS biasanya tidak mengkonfirmasi pemboman individual.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009