"Saya sangat tertarik kehidupan orang Baduy sederhana juga mencintai alam," kata Elisa (22) seorang pengunjung dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Sabtu.
Dia mengatakan, dirinya datang ke sini bersama rombongan kampus untuk mengisi liburan panjang dan ingin mengetahui budaya, ekonomi dan sosial masyarakat Baduy.
Selama ini, kata dia, dirinya mengetahui kehidupan Baduy dari sejarah dan informasi media saja.
Akan tetapi, setelah mendatangi langsung tenyata budaya Baduy memberikan kesan tersendiri juga menambah pengetahuan tentang peradaban budaya manusia.
Saat ini, masyarakat Baduy masih kuat memegang mitologi adat dan agama sehingga mereka hidup gotong royong, rukun, damai, sederhana serta memiliki kepedulian sosial.
Selain itu, juga warga Baduy menolak kehidupan modernisasi seperti menggunakan televisi, radio, kulkas dan menolak pendidikan.
Meskipun mereka menolak modernisasi , tetapi masyarakat Baduy lebih pandai di antaranya pengembangan pertanian juga menjaga pelestarian lingkungan alam.
"Saya kira kita patut belajar kepada mereka dalam melestarikan alam dan ketahanan pangan karena setiap rumah memiliki lumbung padi," katanya.
Begitu pula, Intan Septiyani (14) pengunjung siswa SMK 1 Rangkasbitung, mengaku dirinya kali pertama mendatangi obyek wista budaya Baduy karena ingin lebih mengenal secara langsung bagaimana kehidupan mereka sehari-hari.
Selain itu, dirinya juga menempuh perjalanan lima jam dari Kampung Kadu Ketug sampai Cibeo sebagai tempat tinggal warga komunitas Baduy Dalam yang menggunakan pakaian putih-putih.
Selama perjalanan, lanjut dia, dirinya dan teman-teman sekolah melintasi jalan setapak dengan berbukit terjal dan penuh tebing.
"Saya merasa kagum melihat warga Baduy karena mereka pekerja keras dan tak kenal lelah untuk meraih keberhasilan," katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Kanekes, yang juga warga Baduy, Dainah (50) mengatakan, selama liburan panjang ini kunjungan ke sini terjadi peningkatan.
Mereka datang dari Bogor, Jakarta, Bekasi, Cianjur, Bandung, Rangkasbitung, Serang, Cilegon, dan Tangerang.
"Semua pengunjung wisata budaya Baduy datang bersama rombongan dan mereka kebanyakan pelajar dan mahasiswa," ujar Dainah sebagai pemimpin pemerintahan Baduy.(*)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009