Palangkaraya (ANTARA News) - Mitigasi atau rencana perbaikan kerusakan alam di Taman Nasional Sebangau (TNS) Kalimantan Tengah dinilai sukses telah memulihkan lahan yang rusak akibat kebakaran dan pembalakan hutan.
"Hasil survey udara pada bulan Desember ini, dapat digambarkan di beberapa lokasi pemulihan kerusakan alam sudah berjalan dengan baik" kata Kepala Balai TNS, Ir Sumantri, di Palangkaraya, Sabtu.
Ia menjelaskan, sekitar 10 persen kawasan TN Sebangau rusak berat akibat bencana seperti kebakaran lahan ditambah masih maraknya pembalakan hutan secara liar dikawasan itu.
TNS merupakan kawasan penting dan merupakan salah satu hutan yang dilindungi negara berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan hutan dan Konservasi Alam No SK.86/IV-SET/HO/2007 tentang petunjuk teknis Rehabilitasi Habitat dikawasan KOnservasi.
Selain itu TNS juga merupakan habitat bagi ratusan orangutan Kalimantan yang kini jumlahnya semakin berkurang akibat pembalakan liar yang dilakukan didaerah tersebut.
Ia berharap kedepannya pengelolaan TNS tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) namun juga peran aktif dari masyarakat sekitar dengan ikut menjaga kawasan hutan dari pembalakan liar dan kebakaran.
Sementara itu Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Anung Setyadi mengatakan pihaknya hingga beberapa tahun yang akan datang akan terus melaksanakan penanaman pohon di kawasan yang telah rusak.
Penanaman pohon secara berkelanjutan ini menurutnya jika terus dilakukan akan memberikan hasil optimal dari rencana rehabilitasi hutan yang dilaksanakan di Kawasan hutan Kalimantan Tengah.
Menyikapi rusaknya bibit pohon yang ditanam setiap tahunnya akibat kebarakan hutan, Anung menjelaskan telah merencakan pencegahan kebakaran hutan untuk daerah yang ditanami.
Diharapkan baik kebakaran yang disebabkan manusia dan akibat musim kemarau tidak membakar bibit pohon yang ditaman untuk rehabilitasi hutan ini, sebab akan sangat merugikan.
"Kami juga akan menjaga bibit ini dari kebakaran hutan agar nanti keberlangsungan penanaman pohon dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat," kata Anung.
(*)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2009